Kompasiana - Filsafat kuno sering kali dianggap sebagai warisan masa lalu yang ketinggalan zaman, tetapi prinsip-prinsip yang diajarkan oleh aliran-aliran seperti Stoa terbukti tetap relevan bahkan di era modern ini. Salah satu konsep utama yang dipelajari dari Stoa adalah keseimbangan emosional, yang dapat memberikan wawasan berharga tentang bagaimana menghadapi tantangan dan tekanan kehidupan sehari-hari.
Stoa adalah sebuah aliran filsafat kuno yang berkembang di Yunani dan Romawi pada periode klasik. Para pemikir Stoik, seperti Epictetus, Seneca, dan Marcus Aurelius, menekankan pentingnya mengendalikan emosi, memelihara ketenangan batin, dan menerima segala sesuatu yang terjadi dengan sikap bijaksana. Meskipun telah berlalu ribuan tahun sejak zaman mereka, prinsip-prinsip ini tetap relevan dan dapat diterapkan dalam konteks kehidupan modern.
Salah satu konsep kunci dalam Stoa adalah "apathi" atau "apatheia," yang sering kali diterjemahkan sebagai ketenangan batin atau keseimbangan emosional. Ini bukanlah keadaan tanpa emosi, tetapi lebih merupakan kemampuan untuk mengendalikan reaksi terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Dalam dunia yang penuh dengan tekanan dan ketidakpastian, memiliki keseimbangan emosional dapat membantu seseorang tetap tenang dan teguh di tengah-tengah badai.
Stoa juga mengajarkan pentingnya membedakan antara hal-hal yang dapat kita kontrol dan hal-hal yang tidak dapat kita kontrol. Konsep ini dikenal sebagai "dichotomy of control." Dengan menyadari bahwa sebagian besar dari apa yang terjadi di dunia ini berada di luar kendali kita, Stoa mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan, seperti sikap dan tindakan kita sendiri. Ini membantu mengurangi kecemasan dan kegelisahan yang sering kali timbul akibat mencoba mengendalikan hal-hal yang tidak dapat kita ubah.
Di era modern ini, di mana stres dan tekanan sering kali menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, prinsip-prinsip Stoa dapat memberikan panduan berharga untuk mencapai keseimbangan emosional dan ketenangan batin. Banyak praktisi psikologi dan terapis kognitif-behavioral telah memanfaatkan konsep-konsep ini dalam terapi mereka, menunjukkan bahwa filsafat kuno masih memiliki relevansi yang besar dalam memahami dan mengatasi tantangan mental dan emosional yang dihadapi oleh individu modern.
Dengan merenungkan ajaran Stoa tentang keseimbangan emosional dan penerimaan terhadap ketidakpastian kehidupan, kita dapat belajar untuk menghadapi tantangan-tantangan dengan lebih bijaksana dan damai. Sebagai warisan berharga dari masa lalu, filsafat kuno seperti Stoa terus memberikan wawasan yang berharga bagi mereka yang mencari kedamaian dan keseimbangan dalam kehidupan modern yang penuh dengan gejolak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H