Mohon tunggu...
Rizki Putri
Rizki Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Undergraduate Student of Marine Transportation Engineering at Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jarang Disadari, Kebiasaan Orang Asia Ini Ternyata Ramah Lingkungan

8 Agustus 2024   22:28 Diperbarui: 8 Agustus 2024   22:39 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi Goreng https://pixabay.com/

Di tengah pertumbuhan ekonomi yang pesat dan urbanisasi yang meningkat, kita menghadapi tantangan serius terhadap kelestarian lingkungan. Salah satu aspek utama dari tantangan ini adalah perilaku konsumtif yang telah menjadi kebiasaan dalam masyarakat modern. Model konsumsi yang berfokus pada barang sekali pakai dan pemborosan sumber daya seringkali menjadi pemicu polusi, kerusakan habitat, dan meningkatnya jumlah limbah. Dampaknya terhadap pemulihan lingkungan dan keseimbangan ekosistem sangat signifikan.

Namun, di tengah budaya konsumtif ini, ternyata ada nilai kehidupan yang diam-diam mengusung prinsip ramah lingkungan, khususnya dalam budaya Asia. Beberapa kebiasaan yang mungkin dianggap sepele oleh warga Asia ternyata berkontribisi positif terhadap lingkungan. Misalnya, nasi goreng adalah salah satu contoh di mana sisa nasi semalam diolah menjadi hidangan baru. Praktik ini tidak hanya menghemat makanan tetapi juga mengurangi pemborosan, sebuah langkah kecil namun penting dalam mengurangi food waste.

Selain itu, ada kebiasaan memperpanjang usia pakai barang yang sering diabaikan. Baju yang sudah usang atau belel misalnya, seringkali diubah menjadi lap atau keset. Ini adalah bentuk upcycling yang mengungari kebutuhan akan produk baru dan mengurangi limbah tekstil.

Penggunaan wadah juga menunjukkan nilai lingkungan yang tersimpan dalam budaya Asia. Banyak orang Asia cenderung menyimpan dan menggunakan kembali wadah bekas, seperti kaleng atau botol, yang sering kali disulap menjadi tempat penyimpanan barang lainnya. Contoh klasik adalah kaleng bekas snack bermerek tapi diisi rengginang, yang menunjukkan kreativitas dalam memanfaatkan ulang kemasan.

Mengelola sumber daya air dengan bijaksana juga merupakan bagian dari kebiasaan yang berakar dalam budaya Asia. Ketika memasak beras misalnya, banyak yang menggunakan ujung jari telunjuk untuk mengukur jumlah air yang diperlukan, sebuah cara sederhana untuk menghindari pemborosan.

Adapun kebiasaan menyimpan kantong plastik yang sudah digunakan seringkali dilipat dan disimpan untuk digunakan kembali, mengurangi kebutuhan akan plastik baru dan membantu mengurangi sampah plastik.

Meski kebiasaan tampaknya kecil, hal tersebut merupakan bagian dari pola hidup yang lebih ramah lingkungan yang dapat berfungsi sebagai inspirasi di tengah budaya konsumtif. Untuk mencapai kelestarian lingkungan, penting bagi kita untuk mengubah pola pikir dan perilaku konsumtif yang berlebihan menjadi gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Memahami bahwa perilaku konsumtif dapat merugikan serta menyebabkan masalah sosial dan ekonomi adalah langkah pertama menuju perubahan positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun