PIMNAS 2012 sudah berkhir, Universitas Brawijaya (UNIBRAW) menasbihkan diri sebagai Juara Umum, diikuti Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) di posisi 2 dan 3. Universitas Gadjah Mada yang merajai perhelatan PIMNAS dua edisi terakhir pun harus rela Terlempar ke Posisi 9 dan merelakan piala Adhikarta Kertawidya Terbang ke Malang. Dalam edisi 2012 pun, banyak kejutan terjadi. UNAIR yang hanya mengimkan enam tim mampu merangsek ke posisi empat dengan raihan 3 emas 1, perak, dan dua perunggu, ITS yang merupakan tim yang paling diunggulkan dengan jumlah kontingen terbanyak di PIMNAS 2012 harus puas di posisi 3, serta terlemparnya UGM yang selama dua tahun terakhir ini merajai perhelatan kompetisi ini ke posisi sembilan, suatu hal yang mungkin tidak pernah terfikirkan oleh seluruh civitas akademika di kampus Gadjah Mada. Namun lebih dari itu semua, kompetisi PIMNAS 25 di Yogyakarta tahun ini terbilang sukses besar. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta selaku host berhasil mengelola kompetisi ini dengan sangat baik. Berbagai inovasi dilakukan seperti sistem penilaian, serta pelayanan para peserta pimnas baik itu dari PKM ataupun non PKM. Menjadikan Penyelenggaraan PIMNAS edisi Yogyakarta tahun ini sebagai standar penyelenggaraan PIMNAS di tahun-tahun berikutnya. Euforia kemenangan tentu masih terrasa di perguruan tinggi yang berhasil meraih juara. Sedangkan begi Perguruan tinggi yang gagal memenuhi target minimal, mereka setidaknya harus melakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan bukan hanya pada para duta duta yang dianggap telah "gagal" saja, melainkan harus dilakukan secara menyeluruh pada semua aspek pendukung keberhasilan sebuah Universitas dalam kompetisi sebesar dan seakbar PIMNAS. Mulai dari birokrasi pengajuan proposal PKM yang mungkin kurang jelas, iklim kompetisi antar mahasiswa dikampus , kemampuan olah kata yang kurang mumpuni dari mahasiswa, channel yang kurang luas yang menyebabkan karya karya yang diajukan kurang inovatif karena terfokus pada satu bidang ilmu tertentu saja, serta self-motivation dari diri mahasiswa. Tanpa merendahkan nilai dari aspek aspek lain yang dapat menunjang keberhasilan dalam pencapaian target suatu kampus di event event seperti PIMNAS, self-motivation kiranya merupakan hal paling penting dalam upaya pencapaian suatu target, baik itu secara tim maupun individu. Ketika seorang mahasiswa kehilangan motivasi dalam sebuah kompetisi, baik itu individu maupun tim, maka dapat dipastikan peluang memenangkan kompetisi yang diikuti tersebut dapat menurun sangat drastis.  Motivasi memegang peranan penting dalam suatu kompetisi, karena motivasi merupakan alasan utama seseorang untuk berjuang, entah itu dalam sebuah kompetisi, atau dalam kehidupan sehari hari. Dengan motivasi, keterbatasan tentu dapat diatasi dengan cara cara kraetif. Toh sebenarnya aspek aspek pendukung keberhasilan yang tadi telah disebutkan juga merupakan pelecut motivasi. Birokrasi, iklim kompetisi, dan hal hal yang telah disebutkan tadi, apabila dapat diatasi dan dijalankan denga optimal, tentunya akan membuat si mahasiswa itu lebih bersemangat. Karena semua aspek pendukung telah tersedia untuknya. Lalu, bagaimana cara  memupuk motivasi, hingga pada akhirnya kita memiliki bekal yang cukup untuk menjadi seorang "Juara" Yang pertama, tentu saja pembenahan aspek aspek pendukung lainnya. Birokrasi menjadi salah satu aspek tersebut. Tidak dapat dipungkiri, tentunya setiap kampus ingin kampus mereka menjadi juara PIMNAS. Maka setiap kampus berlomba lomba menyediakan pelayanan yang terbaik bagi mahasiswanya. Mulai dari diadakannya seminar PRA PKM, penyediaan portal web khusus untuk apply PKM, hingga diadakan trainning. Birokrasi disusun serapi dan seruntut mungkin. Namun pada prakteknya pihak kampus dan mahasiswa seting terjadi crash. Dari mulai SOP pengajuan proposal yang kurang jelas, tenggat waktu yang terlalu cepat, kurang komunikatifnya informan yang ditunjuk pihak kampus, dan sulitnya mendapatkan tandatangan dari orang orang penting yang sedianya tanda tangan mereka ada di dalam proposal, entah karena ada urusan dinas, ke luar negeri, dan alasan yang lainnya. Semua permasalahan diatas hampir rutin teradi setiap tahun di berbagai universitas. Pada permasalahan tersebut, terlihat kelalaian pihak universitas dalam pengelolaan birokrasi. Permasalahan terletak pada ketidak sesuaian ritme birokrat dengan ritme mahasiswa. Penelusuran mendalam perlu dilakukan dalam kehidupan kampus untuk mencari pemecahan terhadap masalah ini karena kita perlu mengetahui iklim kampus dengan semua kebiasaan mahasiswanya. Dengan dilakukannya penelusuran mendalam terhadap iklim kampus maka penyusunan SOP dapat lebih mengakomodir kepentingan mahasiswa, karena pihak kampus lah yang menyesuaikandiri pada ritme mahasiswanya, bukan sebaliknya. Lalu iklim kompetisi. Iklim kompetisi dalam suatu kampus memegang peranan penting terhadap berprestasi atau tidaknya mahasiswa di kampus tersebut, baik itu intra kampus dalam event event yang diadakan dalam lingkungan kampus, atau ekstra kampus di event event luar yang melibatkan kampus lain di Indonesia seperti PIMNAS, KRI, ON-MIPA, dll. Kampus kampus besar di indonesia pada umumnya memiliki iklim kompetisi yang bagus. Namun ketika kita berbicara tentang iklim kompetisi kampus, kita tidak lagi dapat menyamakan dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah seperti SMA atau SMP. Di SMA ataupun SMP, iklim kompetisi terfokus pada akademik dan ekstrakurikuler, siswa dapat fokus pada proses pencapaian prestasi tanpa tergaggu hal lain. Berbeda dengan di kampus, pressure yang rendah di tingkat universitas menyebabkan seorang mahasiswa yang dulu berprestasi di sekolah, menjadi orang yang "malas" di kampus. Apalagi di kampus kepentingan kita dapat terbagi bagi. Seorang Mahasiswa dapat menjadi seorang peneliti, aktivis, pekerja sosial, dan seorang wirausahawan dalam satu waktu. Ketidakfokusan inilah yang menyebabkan iklim kompetisi yang terlihat bagus dari luar (tertutup oleh sebagian mahasiswa yang memang senang berkompetisi) ternyata dalamnya tidak sebagus luarnya. Butuh dukungan dari setiap civitas akademika dalam kampus untuk membudakan iklim berkompetisi dalam kampus. Luasnya lingkungan kampus juga ikut berpengaruh disini, kurangnya channel mahasiswa menjadikan mahasiswa yang begitu bersemangat dalam berkompetisi, memiliki ide yang hebat untuk suatu proyek, namun tidak mendapatkan partner kerja yang tepat karena partner yang di inginkan tidak berada dalam lingkungan fakultas yang dia tempati melainkan ada di fakultas lain yang jaraknya beberapa blok dari kampusnya. Seminar seminar keilmuan kiranya dapat memberi dampak positif dalam usaha pemudayaan iklim kompetisi sekaligus membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk menjalin relasi, kegiatan luar kuliah seperti klub klub keilmuan dapat lebih digalakan, dan yang juga penting adalah pengadaan event event kompetisi oleh pihak kampus sendiri untuk berbagai bidang ilmu. Lalu, hal yang paling mendasar dari semua itu adalah motivasi, motivasi dari setiap civitas akademika di kampus untuk saling bahu membahu mewujudkan harapan bersama, yaitu menjuarai PIMNAS atau kompetisi lainnya. Tanpa motivasi maka semua birokrasi, relasi, dan iklim yang telah kita bentuk menjadi tidak berarti. Motivasilah yang menggerakan hati untuk terus berjuang meraih target. Mungkin mulai sekarang kita dapat menaruh harapan kecil di hati kita. Kalau mungkin kita belum pernah naik pesawat, dengan mengikuti kompetisi ini dan lolos, kita dapat naik pesawat gratis. Atau mungkin kita belum pernah tidur di hotel berbintang, dengan mengikuti kompetisi ini an lolos, kita dapat bermalam di hotel berbintang tanpa mengeluarkan biasa sepeserpun. Atau kita belum pernah jalan jalan ke luar pulau, dengan mengikuti kompetisi ini kita dapat jalan jalan gratis. Dan lebih dari itu semua, apabila kita mengikuti kompetisi itu dan lolos, dan akhirnya kita menjuarai kompetisi tersebut, akan ada rasa bangga, haru, sekaligus bahagia. Karena kita membawa nama baik diri kita sendiri, orang tua, daerah asal, serta kampus kita dalam event tingkat nasional yang diikuti oleh ribuan mahasiswa terbaik dari berbagai kampus di Nusantara. Setidaknya kita dapat membalas budi pada kampus kita atas semua ilmu yang telah kita terima selama menjadi bagian dari euforia akademis yang bernama perkuliahan. PIMNAS 2013 memang masih setahun lagi, namun rangkaian pimnas sudah dimulai dari sekarang. Bahkan Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM) yang ditunjuk sebagai host mengatakan bahwa persiapan pimnas 2013 sudah dimulai dari sekarang. Seluruh kampus di Indonesia juga harus memulai langkah mereka. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)  harus sudah mulai disusun. Terdapat 6 jenis PKM yang akan dilombakan di PIMNAS yaitu PKM-Kewirausahaan, PKM-Karsa Cipta, PKM-Penelitian, PKM-Pengabdian Masyarakat, PKM-Terapan,dan PKM-Gagasan Tertulis. Selain PKM-GT, semua jenis PKM tersebut (Selain PKM-GT) harus sudah disiapkan dan dirampungkan karena batas pengumpulan PKM adalah antara bulan Oktober-November. Mari bergerak menuju PIMNAS 2013. Siapkan karya terbaik, jadikan kota seribu sungai menjadi saksi kemenangan kalian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H