Salah satu film layar lebar yang menceritakan tentang ketabahan, kesabaran dan kesungguhan dalam menjalani hidup ini berlatar di Aceh. Tepatnya saat cobaan Tsunami melanda bumi Aceh dan sekitarnya, diceritakan Delisa beserta keluarganya tinggal di daerah Lhoknga. Sementara itu, ayah (Abie) Delisa yang diperankan oleh Reza Rahardian yang bekerja keliling dunia di kapal laut milik orang asing. Delisa, begitu teman-temannya memanggil biasa bermain bola di pinggir pantai. Meskipun diusia kecil sebayanya, anak-anak perempuan lebih suka bermain sepeda seperti temannya Tiur, Delisa suka bermain bola dengan teman laki-laki seperti Umay dan kawan-kawan. Delisa tinggal dengan Ibu (Umi Salamah yang diperankan Nirina Zubir) beserta ketiga kakaknya, kak Fatimah, kak Aisyah dan kak Zahra. Dalam kebiasaan keluarga Umi Salamah, sang anak akan diberikan kalung sebagai hadiah bila telah mampu lulus ujian hafalan shalat di pengajiannya. Memasuki ujian bacaan Shalat, gelombang Tsunami menghantam seluruh daratan dengan sekejap. Saat itu Delisa tengah mengikuti ujian, dia tidak sadar air telah menghempaskannya. Hal tersebut dikarenakan Delisa sedang khusu praktek sholat oleh Ustadz Rahman. Sebelum ujian, ustadz Rahman pernah berkata, jika sedang sholat seluruh pikiran harus khusu dan konsentrasi. Hal itulah yang membuat Delisa berkonsentrasi dan tak menghiraukan bahwa air tsunami telah menghanyutkan dirinya beserta seluruh orang-orang yang ada di sana. Benar saja, seluruh kerabat Delisa, Umi serta kakak-kakaknya meninggal, begitu juga sahabatnya, Tiur. Suasana begitu sedih begitu erat dengan film ini, tentang kesabaran Abi Usman yang harus tabah bahwa seluruh keluarganya telah tiada. Begitupun Delisa yang harus kehilangan salah satu kakinya. Namun, dalam kondisi apapun seluruh manusia harus bersyukur dengan apa yang dia miliki. Penyelamatan Delisa dilakukan oleh tim SAR, tepatnya oleh Prajurit Smith. Dalam proses penyembuhannya, Delisa dibantu oleh Perawat bernama Sofie. Kedua orang asing ini menjadi teman Delisa di tempat rehabilitasi, sampai beberapa waktu berikutnya Delisa dijemput oleh Abi Usman. Berbagai ujian dan pelajaran diberikan dalam cerita Delisa, begitu pula dengan perjuangannya. Delisa berteman dengan Koh Ahcan, dia adalah penjual emas dan Chinese yang sangat sayang dengan Delisa. Sampai setelah seluruh bisnisnya hancur oleh Tsunami, Koh Ahcan berjualan mie di pengungsian. Itulah yang menjadi penghibur bagi Delisa, karena masakan Abie nya yang tidak seenak apa yang sering disajikan Uminya. Delisa Cinta Umi Karena Allah. Itulah kalimat yang begitu indah yang diucapkan Delisa. Karena dalam cerita Delisa, Umi sebagai seorang ibu adalah orang yang sangat dirindukan. Betapa tidak di usia yang masih membutuhkan kasih sayang ibu, Delisa harus kehilangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H