Penggunaan hijab di Indonesia, kini sudah menjadi trend dan gaya hidup, seiring dengan berkembangnya komunitas-komunitas hijab yang mewabah di beberapa tahun terakhir ini. Gaya berbusana muslim dengan padu-padan hijab yang beraneka gaya, memiliki point rating yang tinggi di pasar Indonesia. Desainer-desainer muda tumbuh dengan subur di Indonesia, dengan menawarkan busana muslim dan gaya hijab yang kekinian, modis, dan sangat mengikuti trend dengan permainan warna yang menarik, tentu saja menjadi daya tarik perempuan di negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Pemakaian busana muslim di negara ini semakin populer, ditambah lagi jumlah perempuan yang berhijab sendiri sudah mencapai angka 20 juta di Indonesia. Stigma orang jika berhijab yang terkesan kuno, kaku dan tidak bisa mengikuti trend pelan-pelan mulai bergeser.
Gaya busana muslim Indonesia kinipun telah menjadi trend setter di Asia Tenggara. Hal ini dibuktikan dengan makin banyaknya pesanan buku tutorial hijab dari Indonesia oleh beberapa negara di Asia Tenggara. Dilansir dari berita ROL edisi 31 Juli 2013, Editor PT. Gramedia Pustaka Utama Nana Lystiani menyebutkan jika di tahun 2015 pihaknya menerbitkan 25 judul buku tentang tutorial berhijab, di tahun 2013, ada 30 judul buku diterbitkan. Angkanya meningkat terus sejak 2004, meskipun tren peningkatannya tidak terlalu signifikan. permintaan pasar yang tinggi tersebut juga ditandai oleh beberapa buku tutorial berhijab yang dicetak ulang hingga enam kali beberapa waktu lalu oleh Gramedia dengan rata-rata produksi empat ribu hingga 20 ribu eksemplar.
Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perekonomian yang merilis data ditahun 2012, dari 14 sektor ekonomi, fashion dan kerajinan memiliki pertumbuhan yang paling pesat. Setiap tahun, pertumbuhannya mencapai tujuh persen. "Industri fashion menyumbangkan hampir tujuh milyar dollar, dan mengalami peningkatan 2-3 persen dari sisi ekspor,dan fashion busana muslim, menjadi salah satu penyumbang terbesar untuk pertumbuhan ekonomi.
Trend tersebut tentu patut untuk diapresiasi tinggi. Desainer-desainer kreatif mulai tumbuh subur, outlet-outlet busana muslim mulai banyak ditemukan, sementara kantor-kantor sudah mulai mengizinkan pegawai perempuanya untuk berhijab, bahkan institusi kepolisian sudah mulai mengusahkan untuk polwan boleh berhijab.
Makin pesat perkembangan penggunaan hijab, ditambah permintaan pasar yang tinggi banyak para pengusaha hijab atau desainer, asal-asalan dalam membuat produk hijab, yang di produksi hanya untuk meningkatkan jumlah pembeli, dan mengikuti trend tanpa mengindahkan cara-cara penggunaan hijab dan karakteristik yang telah diatur dalam Al-Qur’an, seperti busana muslim yang menggunakan bahan tipis atau bahan kaos sehingga terlihat lekukan tubuh, kemudian fenomena jilbab seperti punuk onta, kemudian fenomena jilbob, dimana penggunaan hijab yang tidak menjulurkan di dadanya.
Pergeseran-pergesaran pemahaman tentang pakem berjilbab oleh masyarakat yang harus diluruskan Sebagian masyarakat menilai pemaknaan hijab, jilbab dan kerudung, memiliki arti yang sama. Padahal sesungguhnya tiga istilah tersebut memiliki arti yang sangat berbeda. Kerudung umumnya dipakai oleh wanita muslim dan non muslim, akan tetapi kerudung sendiri tidak dianjurkan dalam Islam, karena desain kerudung cuma sebagai penutup kepala saja. Sedangkan jilbab adalah hijab, tapi tidak semua hijab itu jilbab. Hijab berasal dari kata hajaban, artinya menutupi. Menurut Al-Quran hijab artinya penutup secara umum. Bisa tirai pembatas, kelambu, hingga dimaksudkan untuk makna ‘berjilbab’. Sedangkan jilbab adalah pakaian longgar yang menutupi seluruh tubuh hingga tidak terlihat lekuknya menutupi dada, melindungi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
Berhijab sejatinya, tetap boleh tampil modis, cantik dan tidak ketinggal mode, namun harus tetap memperhatikan kaidah-kaidah berhijab yang telah diajarkan dalam Al-Qur’an Surat An-Nur ayat 31 :” Dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H