Mohon tunggu...
Rizki naufal
Rizki naufal Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang mahasiswa

Lahir di Nunukan( Kalimantan) pada 18 Maret 2003

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Klenteng Tiga Agama

1 Juni 2022   20:23 Diperbarui: 1 Juni 2022   20:32 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali keberagaman, salah satunya kebaragaman kepercayaan atau agama yang dianut oleh setiap masyarakatnya. Jika di lihah dari sejarah, masyarakat Indonesia awal mulanya memiliki kepercayaan kepada roh-roh nenek moyang dan kepada benda-benda yang memiliki kekuata supranatural, namun seiring berjalannya waktu, agama-agama seperti agama islam, kristen dan lain-lain mulai masuk ke Indonesia. Di Indonesia sendiri sekarang terdapat 6 agama yang telah diakui oleh negara, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Meskipun tidak setiap masyarakatnya memeluk agama yang sama, mereka tetap dapat saling menjaga kerukunan satu sama lain, karena dapat menghargai dan merghormati ajaran agama satu sama lain. Dari kerukunan tersebut tidak salah apabila kita menyebut masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang toleran karena dapat menghargai dan merghormati perebedaan satu sama lain, hal tersebut tidak lah jauh dari semboyan negara kita yaitu bhinneka tunggal ika, yang berarti "berbeda beda tapi tetap satu jua".

            memang tidak salah jika Indonesia menjadi salah satu negara yang rasa toleransinya sangatlah kental, jika kita lihat di negara lain atau suatu daerah tidak banyak dapat kita temukan yang memiliki rasa toleransi seperti Indonesia. Mungkin rasa toleransi yang di miliki oleh negara Indonesia sudah terbentuk sejak zaman dahulu, hal tersebut salah satunya dapat kita lihat pada masa saat bangsa kita memperjuangkan kemerdekaannya, saat itu mau tidak mau, suka tidak suka bangsa Indonesia haruslah bersatu untuk dapat mengusir penjajah dari tanah Indonesia, dan pada saat bersamaan pula rasa toleransi masyarakat Indonesia mulai tumbuh.

            Jadi bukan hal baru lagi apabila kita menemukan terdapat orang yang berbeda kepercayaan atau agama saling menolong satu sama lain, karena hal tersebut merupakan salah satu cerminan kentalnya rasa toleran dan tolong menolong di antara masyaratak Indonesia

            Salah satunya dapat kita lihat di beberapa kota di Indonesia, yang meskipun berbeda kepercayaan, mereka tetap dapat menghormati dan bahkan saling tolong menolong. Kota Malang merupakan salah satu kota yang memiliki rasa toleransi yang sangat kental, hal tersebut di antaranya dapat kita lihat dari banyaknya tempat ibadah berbagai agama  di kota tersebut, meskipun dapat di bilang tempat ibadah satu denagn yang lainnya sangat berdekatan, masyarakat disana masih tetap dapat saling toleran antara penganut agama satu denagn yang lainnya. salah satunya dapat kita lihat pada sebuah klenteng yang terdapat di kota Malang, yaitu Klenten Eng An Kiong yang dapat di bilang merupakan salah satu simbol toleransi di Kota Malang.

            Klenteng Eng An Kiong atau sering disebut juga sebagai Klenteng Tri Dharma, merupakan salah satu Klenteng di Kota Malang, yang terletak di Jl. R.E. Martadinata No.1, Kota lama, Kec. Kedungkandang, Kota Malang, konon katanya klenteng ini sudah berusia kurang lebih 196 tahun, meskipun memiliki umur yang sangat tua klenteng ini masih berdiri kokoh dan memiliki warna merah yang sangat mencolok, yang membuat klenteng ini dapat mudah dikenali dari kejahuan dan indah untuk di lihat.

Klenteng Eng An Kiong merupakan tempat ibadah yang cukup unik jika d ibandingkan dengan tempat ibadah lainnya. Salah satu ke unikannya adalah, apabila pada umumnya satu tenpat ibadah hanya digunakan untuk satu agama saja, namum berbeda dengan Klenteng Eng An Kiong ini, klenteng ini merupakan tempat beribadah untuk tiga agama yang berbeda yaitu agama Buddha, Tao dan Konghucu, oleh karena itu klenteng ini sering disebut juga dengan sebutan Klenteng Tri Dharma.

Menjadi tempat ibadah bagi 3 agama yang berbeda, menjadikan Klenteng Eng An Kiong sebagai salah satu simbol toleransi di Kota Malang. Walaupun berbeda agama, umat di sana tetap dapat saling mernghargai satu sama lain dan tetap rukun, bahkan apabila salah satu umat agama di sana memiliki suatu acara atau kegiatan, umat agama lainnya tetap membantu untuk menyiapakan untuk acara tersebut.

Selain rasa toleransi antar 3 agama, Klenteng Eng An Kiong ini juga memiliki hubungan sosial yang sangat baik kepada masyarakat sekitar klenteng tersebut. Memang hal tersebut tidak di ragukan lagi karena Klenteng Eng An Kiong sangat menyukai toleransi, baik antara agama Buddha, Tao, dan Konghucu maupun terhadap masyarakat sekitar. Hal tersebut sama halnya dengan nilai-nilai utama pada Klenteng Eng An Kiong yaitu agama, ibadah, dan sosial-kemasyarakatan, rasa toleransi tersebut di antara dapat di lihat dari hubungan antara keluarga besar Klenteng Eng An Kiong dengan masyarakat sekitar yang cukup baik, selain itu juga dapat di lihat dari dibangunnya klinik di belakang klenteng sebagai layanan terhadap masyarakat sekitar dan juga pendirian aula serbaguna dan sanggar seni karawitan dan tari yang dapat juga di gunakan oleh masyarakat sekitar untuk belajar atau menggunakan fasilitas tersebut untuk kepentinggan yang lain

Setiap orang memiliki haknya masing-masing untuk menentukan jalan hidupnya, sama halnya dalam memilih kepercayaan yang akan di peluknya, namun kita di Indonesia ini hidup dalam bermasyaraka jadi sangatlah penting untuk selalu menjaga hubungan sosial antara individu satu dengan yang lain. seperti halnya nilai-nilai utama Klenteng Eng An Kiong yaitu agama, ibadah, dan sosial-kemasyarakatan, kita harus dapat menyeimbangkan antara agama dan ibadah kita dengan hubungan sosial kita dengan masyarakat, untuk mewujudkan lingkungan masyarakat Indonesia yang makmur dan nyaman

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun