Manusia di zaman sekarang tidak bisa lepas dari yang namanya media sosial. Media sosial diibaratkan sebagai bagian dari kehidupan manusia tersebut. Hampir setiap hari aktivitas manusia diaplikasikan dalam media sosial.Â
Semakin tingginya kebutuhan akan media sosial, seolah membuat banyak orang terbuai dan tdak menyadari dampak negatif yang sebenarnya muncul bersamaan dengan dampak positifnya.
Penggunaan yang berlebihan dari media sosial dapat berdampak negatif pada kesejahteraan emosional. Terus-menerus terpapar pada konten negatif atau konflik dalam platform tersebut dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan. Perbandingan sosial juga menjadi masalah, di mana pengguna seringkali membandingkan hidup mereka dengan apa yang ditampilkan oleh orang lain, menciptakan perasaan kurangnya atau tidak mencukupi.
Selain itu, tekanan untuk mempertahankan citra sempurna dalam kehidupan daring dapat menimbulkan ketegangan dan kecemasan yang mendalam. Pengguna mungkin merasa perlu untuk terus menampilkan diri sebagai sosok yang baik dan bahagia, meskipun kenyataannya mungkin berbeda.
Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa interaksi yang kurang nyata di mdia sosial dapat mengakibatkan isolasi sosial. Meskipun seseorang dapat terhubung dengan banyak orang secara daring, hubungan yang terbentuk di dunia maya mungkin tidak sekuat interaksi langsung, menyebabkan perasaan kesepian dan kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang solid.
Penting bagi individu untuk menyadari dampak potensial ini, mengatur dan membatasi waktu penggunaan media sosial, mencari keseimbangan antara kehidupan online dan offline, serta memberikan prioritas pada kesehatan mental secara menyeluruh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H