Mohon tunggu...
Rizki Mohammad Kalimi
Rizki Mohammad Kalimi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Metamorfosis

Rizki Mohammad Kalimi, adalah pribadi yang tertarik dan konsen pada bidang pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Metode Pelatihan untuk Mengembangkan Kualitas SDM dalam Organisasi

30 Oktober 2024   11:18 Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:31 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Setiap organisasi tentu memiliki visi yang ingin dicapai oleh organisasi itu sendiri. Di lain sisi, ketercapaian akan visi organisasi juga merupakan salah satu indikator untuk mengukur apakah suatu organisasi itu dianggap berhasil atau tidak. Untuk menyampaikan organisasi pada visi yang sudah terumuskan, dibutuhkan kualitas Sumber Daya Manusia yang unggul. Sebab membicarakan organisasi, tidak akan terlepas dari membicarakan sumber daya manusia yang ada di dalamnya.

Sebagai subjek dalam organisasi, sangat berperan penting dalam menggerakan arah langkah organisasi. Hal ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Prof. Sanusi Uwes, bahwa tidak akan ada organisasi yang melebihi kualitas dari sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Ini kembali menunjukan bahwa gerak organisasi tidak bisa dipisahkan dari gerak manusia.

Ketika di satu sisi bahwa kualitas sumber daya manusia berperan dalam menyampaikan organisasi pada visinya. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana agar sumber daya manusia di dalam organisasi bisa memiliki kualitas. Dari sekian banyak kemungkinan jawaban, salah satu jawaban yang bisa menjadi opsi adalah dengan melatih kemampuan sumber daya manusia agar berkembang sampai tarap kualitas unggul. Akan tetapi, pelatihan juga bukan sekedar pelatihan, melainkan harus berbasis metode tersturuktur. Sejauh ini sudah ada berbagai metode untuk melatih sumber daya manusia berdasarkan penelaahan para ahli, seperti Mondy & Joseph J. di mana diidentifikasikan bahwa ada berbagai metode pelatihan, di antaranya;

Pertama adalah Metode Kelas, metode ini merupakan pelatihan yang melibatkan instruktur atau pelatih untuk membimbing. Pada praksisnya pelatih biasanya berdiri di depan untuk menjadi sentral dalam menyampaikan berbagai macam teori. Metode ini juga bukan model kaku, oleh karenanya pelatih juga memungkinkan menuntut immediate feedback untuk menguatkan pemahaman yang didapat. Metode kelas ini, juga lebih memberikan pengalaman di dalam pelatihan untuk lebih terhubung antara yang memberikan pengajaran dengan yang menerima pengajaran, sebab pendekatan dalam metode ini melibatkan pendekatan langsung.

Kedua adalah metode e-learning, metode ini adalah metode yang menggunakan pendekatan pendidikan berbasis teknologi yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dari jarak jauh melalui platform digital. Dalam metode ini, materi pembelajaran disampaikan melalui perangkat elektronik seperti komputer, tablet, atau smartphone. Keunggulan dari metode E-Learning meliputi fleksibilitas waktu dan tempat, di mana peserta didik dapat mengakses materi kapan pun dan di mana pun selama terhubung dengan internet. E-Learning juga memungkinkan penggunaan multimedia (video, audio, gambar) untuk meningkatkan pemahaman. Akan tetapi, metode ini memiliki tantangan berupa keterbatasan interaksi tatap muka langsung, yang bisa mempengaruhi motivasi dan partisipasi siswa.

Ketiga, Metode Studi Kasus, metode ini adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan situasi atau masalah nyata sebagai bahan analisis dan diskusi untuk memahami konsep dan teori yang dipelajari. Dalam metode ini, peserta didik dituntut untuk menganalisis, mengidentifikasi masalah, dan merumuskan solusi berdasarkan studi kasus yang diberikan. Metode ini sangat efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan pemecahan masalah. Di samping itu, metode ini membantu peserta didik menerapkan teori ke dalam situasi dunia nyata, meningkatkan relevansi dan pemahaman mereka terhadap materi. Tantangan utama dari metode ini adalah membutuhkan bimbingan yang intensif dari pengajar untuk membantu siswa memahami kasus secara mendalam dan objektif.

*Catatan: Tulisan ini adalah hasil pengembangan dari materi kuliah Psikologi Pendidikan yang diampu oleh Prof.Dr.H.Ahmad Rusdiana, Drs.,MM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun