Kurang lebih pukul 08.00 WIB di daerah kampong Prancak Dukuh RT 04 Panggung Harjo Sewon Bantul 55188 Yogyakarta terdapat kecelakaan yang mengakibatkan seorang anak kecil berumur 9 tahun bernama Nanda seorang perempuan anak tersebut tertembak senapan laras panjang yang digunakkan kakak laki-lakinya yang bernama Ilham yang berumur 13 tahun yang secara tidak sengaja melukai Nanda.
Sebelum kejadian berlangsung, Nanda, Ilham dan Pipo ( 3 tahun) bermain tarian jathilan di depan rumah Nanda seperti biasanya mereka bermain bersama. Setelah merasa bosan mereka punberalih ke permainan lain. Ilham mengambil senapan laras panjang yang berada di dalam rumahnya, sedangkan Nanda dan Ilham menuju warung untuk membeli jajanan, yaitu permen dan wafer. Sehabis dari warung Nanda dan Ilham menghampiri Ilham yang sudah berada di kebun milik Pipo yang berada di samping rumah Nanda. Nanda membawa sebuah wafer, Ilham pun melihatnya dan ingin meminta, karena tidak bias membuka bungkusnya makan Nanda memutuskan untuk mengambil gunting di dalam rumahnya yang tidak jauh dari kebun. Sambil menunggu Nanda mengambil gunting, Ilham berniat untuk menembak pohon pisang yang ada di depannya. Tanpa disadari ternyata peluru tersebut meleset dan mengenai kaki Nanda. secara spontan Ilham berteriak meminta tolong, menangis dan berlari ketakutan. Sedangkan Nanda berjalan menyeret kakinya yang terluka, berteriak minta tolong sambil menangis. Pipo yang juga ketakutan pun menangis dan berteriak menjerit-jerit histeris.
Tempat kejadian perkara penembakkan.
Warga kampung sekitar yang mendengar teriakan tersebut bergegas keluar dari rumahnya masing-masing untuk melihat kejadian tersebut. Termasuk saya yang masih tertidur, terbangun karena mendengar teriakkan-teriakkan anak-anak tersebut. Kebiasaan mereka kalau bermain memang sampai berteriak-teriak seperti itu. Tetapi kali ini teriakkannya berbeda tidak seperti biasanya mereka main. Biasanya karena IH menggoda Ilham atau Nanda, seringkali sampai menangis.
Ayah Nanda bergegas mengambil kendaraan di dalam rumah untuk membawa kerumah sakit. Bersama seorang tetangga yang berada di TKP. Dia mengangkat Nanda dibantu warga, sedangkan ayahnya mulai mengayuhkan sepeda motornya tetapi sepeda motronya macet, tak berapa lama kemudian akhirnya sudah bisa menyala dan Nanda akan dibawa ke rumah sakit terdekat.
Untuk meredakan ketakutan yang terjadi pada Ilham, saya membawanya masuk ke dalam rumah dan memberinya minum. Terlihat betapa takutnya Ilham yang tidak sengaja menembakkan laras panjangnya kepada adiknya sendiri. Seluruh badan IH gemetar dan wajahnya terlihat pucat pasi. Saya membawa Ilham masuk ke dalam kamar dan membiarkannya sendiri untuk merenungi kesalahannya.
Sementara diluar, warga masih berkumpul di depan rumah Ilham menunggu kbar tentang Nanda. tidak lama kemudian ayah Nanda datang, ternuyata puskesmas tidak mau menerima Nanda karena luka yang dialami cukup parah. Ibu Nanda yang sudah dikabari oleh Ilham langsung menyusul ke puskesmas dan segera membawa Nanda ke rumah sakit PKU Bantul. Saudara dari Ibu Nanda datang untuk melihat keadaan Ilham yang masih trauma dan ketakutan. Adik ibu Nanda mencari tetapi Ilham tidak ada di dalam kamar, dia berteriak, ayah Ilham pun bergegas masuk ke dalam rumah, mencari Ilham yang tidak ada di kamarnya. Setelah di selidiki ternyata Ilham bersembunyi di bawah kolong tempat tidur, karena saking takutnya jika ada yang melaporkannya ke kantor polisi. Ilham ditenangkan oleh ayahnya agar tidak ketakutan, karena hak tersebut akan membuatnya stress.
Ayah Ilham menasehati bahwa seharusnya dia lebih berhati-hati jika memainkan sesuatu, karena apa pun itu dapat membahayakan seseorang. Dan untungnya yang terkena adalah adiknya sendiri. Buat pelajaran agar suatu hari nanti kejadian ini tidak akan terulang kembali.
Ilham dan ayahnya bergegas menuju rumah sakit untuk melihat keadaan Nanda. setelah sampai dirumah sakit ternyata Nanda akan di operasi untuk mengeluarkan peluru yang masih ada di dalam kakinya. Operasi akan dilakukan pukul 12.00 WIB. Sembari menunggu operasinya berjalan luka Nanda dibersihkan oleh perawat di ruang UGD. Ibu Nanda menunggu sambil menangis karena tidak tega terhadap anaknya yang terus saja menangis karena kesakitan.
Operasi berjalan selama 2 jam. Operasi berjalan dengan lancer. Setelah keluar dari ruang operasi pun Nanda sudah sadarkan diri dan tersenyum. Ilham yang menunggu Nanda di ruang rawat inap merasa lega karena Nanda sudah sadarkan diri. Nanda merasa trauma melihat kakaknya dan terlihat ketakutan. Nanda tak mau kakaknya menunggu diruang inap. Dan akhirnya kakaknya hanya duduk di ruang tunggu depan kamar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H