Keindahan kota Jogja tidak hanya terletak di kotanya saja, namun juga pada keindahan pantai. Jogja memiliki banyak pantai yang indah, terletak di perbukitan Gunung Kidul, Wonosari, Kulon Progo dan juga Panggang. Tepatnya di ujung selatan Jogja terdapat pantai Parangtritis yang sudah banyak dikunjungi para wisatawan local maupun wisatawan asing. Mungkin orang mengira pantai parangtritis masih sama seperti yang dulu, sudah banyak terjamah orang dan kotor. Namun dibalik itu semua ada keindahan yang tak ternilai harganya. Keindahan pantai beserta langit-langit luas berhiaskan matahari. Di balik kebiruan pantai Parangtritis terdapat olahraga paralayang yang terletak di atas pantai Parangtritis. Sekitar 1 kilometer dari pantai parangtritis, terdapat tempat yang digunakan untuk olahraga paralayang. Olahraga paralayang adalah olahraga terjun bebas yang dilakukan dari atas bukit atau gunung dengan menggunakan parasut. Jalan menuju paralayang hills tidak cukup ramah, begitu terjal dan berliku, naik-turun gunung dan banyak bebatuan di sekitarnya, sungguh masih alami dan sangat kental dengan alam. Saat melewati jalan menuju paralayang hills, kita juga disuguhi keindahan bukit dan juga bisa melihat rumah-rumah yang berada di bawah. Perjalanan ini belum seberapa jika belum sampai pada puncak paralayang hills.
Keindahan pantai akan lebih mantap jika dinikmati dari atas bukit seperti pemandangan di paralayang hills. Tidak lengkap rasanya jika berkunjung ke pantai parangtritis tanpa mengunjungi perbukitan paralayang hills, lebih lengkapnya lagi menikmati olahraga terjun bebas, olahraga yang memacu adrenalin dan keberanian mental menghadapi ketinggian. Start penerbangan dilakukan di tebing parangendog. Agak unik menyebutnya dengan “Paralayang Hills” namun nama tersebut sudah fenomenal, karena sering dipakai untuk melakukan aksi olahraga paralayang maka nama itulah yang muncul di benak para khalayak.
Orang yang berkunjung di paralayang hills tidak hanya menikmati keindahan pantainya saja yang terlihat dari atas bukit, namun juga untuk pasangan yang melakukan pra-wedding dan juga objek pemotretan para fotografer. Saat senja keindahannya lebih terpancar sambil menikmati sunset (matahari terbenam). Terlihat betapa indahnya alam ini jika banyak pepohonan dan lautan yang bersih. Pada saat saya berkunjung ke tempat ini, baru pertama kali juga datang, banyak pengunjung yang menikmati keindahan pantai sambil menunggu matahari terbenam. Saat itu pukul 16.00 , tempat sudah ramai dan pas dengan adanya foto pra-wedding.
Terasa begitu nyata sang surya berada tepat di depan mata, pancaran silaunya membuat mata tak bisa memandang keindahannya begitu lama. Ku nikmati menit demi menit terbenamnya matahari, begitu indah kebesaran-Nya yang tak ternilai harganya. Dengan udara semilir sambil melihat ombak yang pasang surut dari atas bukit. Tidak akan pernah menyesal berkunjung ke tempat ini.
Namun sayang sekali jika keindahan tanpa batas ini tidak ada yang merawatnya. Hanya ada pekerja tukang parker dan ibu-ibu penjaga warung yang terlihat stay disana. Pemerintah kurang memperhatikan tempat wisata ini sehingga tempat ini tidak terawatt, kotor dan banyak sekali jalan yang rusak, tangga menuju puncak paralayangnya sendiri pun berantakan hampir tidak berbentuk. Banyak sampah-sampah berserakan di sekitar tempat ini. Jika tempat ini lebih diperhatikan maka akan menjadi tempat wisata di sore hari, bisa juga dibangun tempat makan atau caffe, sehingga pengunjung yang datang ketempat tersebut bisa makan sambil menikmati pemandangan alam yang disuguhkan pada sore hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H