Mohon tunggu...
Rizki MaulidiyaZulkhaida
Rizki MaulidiyaZulkhaida Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

halo, saya Rizki Maulidiya Zulkhaida mahasiswa semester 7 dari Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Edukasi Anemia dan Pemberian Tablet Tambah Darah dalam Upaya Pencegahan Stunting Sejak Dini pada Remaja di SMAN 1 Tabukan

30 Agustus 2022   18:01 Diperbarui: 31 Agustus 2022   18:14 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stunting adalah salah satu permasalahan yang saat ini kita hadapi, yaitu keadaan kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi sehingga menyebabkan tinggi badan anak yang lebih rendah dari batas normalnya dari usianya (Rahmadhita, 2020)

Di Indonesia sendiri prevelensi balita stunting sebesar 24,4% pada tabun 2021 dan di Kalimantan Selatan sendiri berdasarkan data hasil Studi Status Gizi Indonesia pada tahun 2021 mencapai angka 33,08% .Hal ini terus menjadi perhatian pemerintah untuk menurunkan angka kejadian stunting sehingga kedepannya angka kejadian stunting di Indonesia lebih sedikit

Stunting sendiri erat hubungannya dengan kejadian anemia dimasa remaja dan saat hamil. Anemia adalah keadaan dimana kadar Hb dalam darah dibawah normal, dan ini merupakan salah satu faktor terjadinya lahir bayi dengan kondisi stunting (Basith et al., 2017)

Biasanya hal ini Kebanyakan dialami oleh perempuan dikarenakan setiap bulan mengalami menstruasi sehingga lebih beresiko terkena anemia. Saat anak remaja terutama perempuan mengalami anemia akan berdampak buruk pada dirinya dimasa sekarang ataupun dimasa mendatang. 

Selain dapat menyebabkan lahirnya anak stunting saat hamil nanti, remaja yang mengalami anemia juga akan mengalami kurangnya konsentrasi dalam belajar, mudah lelah, mengantuk dan sebagainya. Sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari (Basith et al., 2017)

Dari hasil riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2013 menunjukkan prevelensi anemia pada usia 5-14 tahun sebesar 26,4%, dan proposi angka perempuan lebih tinggi dari laki-laki dengan presentase 23,9% dan laki-laki 18,4%. 

Beberapa faktor pemicu yang menyebabkan anemia banyak terjadi pada perempuan seperti menstruasi, status gizi, dan ekonomi sosial (Jaelani et al., 2017)

Merespon permasalahan yang ada tersebut, maka saya melakukan kegiatan penyuluhan dan edukasi mengenai anemia dan pembagian tablet tambah darah kepada remaja di SMAN 1 Tabukan, kegiatan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggak 18 Agustus 2022. Hal ini dilakukan agar remaja lebih memahami dan mengetahui tentang anemia dan dampak dimasa mendatang apabila mengalami anemia.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, dilakukan pembagian kuesioner terlebih dahulu untuk mengukur seberapa besar pemahaman dan pengetahuan peserta mengenai anemia dan tablet tambah darah (TTD) baik itu sebelum dan sesudah diberikan materi penyuluhan. Setelah dilakukan pengisian kuesioner dilakukan penyampaian materi melalui media ppt dan pembagian leaflet. Setelah dilakukan penyampaian materi, dilakukan pembagian vitamin tablet tambah darah.

Dok pribadi
Dok pribadi
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ini, diharapkan kedepannya remaja perempuan bisa mengetahui dan memahami gejala dan faktor penyebab anemia, sehingga dapat mengurangi angka terjadinya anemia pada remaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun