Jika anda seorang penggemar netral F1 dan melihat betapa dominannya sang legenda Michael Schumacher dengan menjuarai F1 selama 5 musim beruntun sejak tahun 2000 sampai 2004, maka anda pasti berbahagia dengan kemunculan kompetitor seperti Fernando Alonso, Lewis Hamilton dan Sebastian Vettel yang membuat daftar juara F1 tidak melulu diisi nama Schumi.
Atau jika anda juga penggemar netral balap motor 500cc atau Moto GP, maka kemunculan Jorge Lorenzo dan Marc Marquez pasti sangat disyukuri karena mencegah The Doctor Valentino Rossi terus merajai ajang balap motor bergengsi itu tanpa henti sejak 2001 sampai 2005.
Dalam olahraga sepakbola, Borussia Dortmund dan Juergen Klopp rasanya pantas disanjung karena mampu menghentikan dominasi Bayer Muenchen di Bundesliga.
Pun dengan keberhasilan Atletico menjuarai La Liga musim 2013/2014 yang menghentikan hegemoni duo Barcelona dan Real Madrid (meski kini tampaknya hegemoni itu kembali lagi).
Dalam kompetisi olahraga, dominasi juara sampai bertahun-tahun boleh jadi merupakan kebanggaan bagi fans sang juara tetapi menjadi sebuah pemandangan membosankan bagi penggemar netral bahkan bisa jadi bagi fans yang memang mendukung tim lain.
Pernah dengar istilah “asal bukan MU?”
Ya, hebatnya MU asuhan Sir Alex Ferguson yang mendominasi Liga Inggris sampai-sampai memunculkan istilah itu.
Siapa saja boleh juara asalkan jangan MU lagi.
Istilah ini tampaknya juga sudah merasuki pencinta Serie A Italia jika melihat hegemoni Juventus yang sudah 5 musim berturut-turut memenangi titel Scudetto.
Sejak bersama Antonio Conte (3 Scudetto) dan beralih ke Massimiliano Allegri (2 Scudetto), belum ada klub yang mampu menghentikan dominasi Si Nyonya Tua.
Mulai dari Napoli, AS Roma, Fiorentina, AC Milan dan Inter Milan tidak mampu menahan laju dominasi Juventus di Serie A.