Mimpi apa fans AC Milan? Impian mengakhiri puasa Scudetto sejak 2011 perlahan tapi pasti surut. Parahnya lagi, Milan terancam gagal lolos ke Liga Champions.
Sebuah kondisi ironis bila melihat kembali ke belakang. Sepanjang 2020, Milan adalah "juara Liga Italia". Mereka mudah menang dan sulit kalah.
Entah apa yang merasuki skuad asuhan Stefano Pioli. Lepas jeda pandemi mereka seperti menjadi tim yang berbeda. Milan seakan tak tertahankan menuju buka puasa Scudetto yang sudah berlangsung 10 tahun lamanya.
Memasuki tahun 2021, kondisi berubah. Milan seperti kehabisan bensin. Perlahan mereka mulai sulit menuai poin penuh dan gampang ditekuk lawan yang diatas kertas harusnya bisa ditundukkan.
Apa yang salah dengan Milan? Terkait ini saya sudah pernah mengulasnya dan secara spesifik menunjuk Stefano Pioli sebagai akar masalah keterpurukan Milan jelang musim berakhir.
Hal yang paling nyata terlihat adalah minimnya kreasi strategi mantan juru taktik Inter Milan dan Lazio itu. Bayangkan saja, dari seluruh laga Serie A musim ini Pioli keukeuh terus meminta Ibra dkk memulai laga dengan formasi 4-2-3-1.
Parahnya lagi, meski mulai kesulitan meraih hasil positif, Pioli tidak merasa bahwa gaya permainan Milan sudah terbaca oleh lawan-lawannya. Puncaknya ketika Pioli memaksakan gelandang "medioker" Samu Castilejo menjadi striker tunggal demi tetap menggelar formasi 4-2-3-1 saat Ibra dan Leao berhalangan.
Pioli miskin strategi? Yah, mungkin bisa dikatakan demikian bila dibandingkan dengan pelatih-pelatih sukses Milan sebelumnya seperti Carlo Ancelotti, Massimiliano Allegri dan Alberto Zacheroni.
Ketiga pelatih ini punya strategi alternatif jika racikan utama tidak berjalan. Ancelotti bisa mengubah 4-3-1-2 andalannya menjadi 4-3-2-1. Allegri fasih menerapkan formasi 4-3-3 dan 4-3-1-2 serta Zacheroni bisa mengubah fanatisme 3-4-3 nya menjadi 3-4-1-2.
Lain ceritanya dengan Pioli yang bak kehilangan nalar untuk menyajikan formasi alternatif ketika 4-2-3-1 macet. Bahkan saat Milan terus kehilangan poin, nyaris tidak ada perubahan strategi yang tepat.
Wajar bila suara-suara sumbang meminta Pioli dipecat mulai terdengar lagi. Bak rollercoaster, diragukan saat awal menangani Milan, lalu kemudian dipuja setinggi langit sebagai juru kebangkitan Milan, kini Pioli kembali dikecam.