Eriksson memang pilihan tepat bagi Lazio. Tanda-tanda kesuksesannya bersama Lazio langsung terlihat kala Lazio menjuarai Coppa Italia 1998 dan melanjutkannya dengan juara Winners Cup 1999 (cikal bakal Europa League). Pria yang nantinya melatih timnas Inggris itu cekatan meracik barisan pemain bintang Lazio menjadi tim yang tangguh.
Lazio memang tidak memiliki Vieri dan Crespo lagi di lini depan tapi Eriksson punya Marcelo Salas sebagai gantinya. Pasangan Ivan Zamorano di timnas Cile ini kemudian jadi pemimpin di barisan penyerang bersama striker lain seperti Fabrizio Ravanelli, Alen Boksic, Roberto Mancini dan striker muda yang saat ini menjadi pelatih Lazio, Simone Inzaghi.
Salas bukanlah kekuatan utama Lazio meski diakhir musim dirinya berstatus top skor klub. Lini tengah bisa dikatakan sebagai inti kekuatan Lazio kala itu.
Di lini sentral ini Eriksson punya komposisi Juan Sebastian Veron, salah satu playmaker nomor satu dunia di era itu, Pavel Nedved, Diego Simeone, Dejan Stankovic, Matias Almeyda sampai Sergio Conceicao. Kebayang kan bagaimana jadinya deretan gelandang jempolan ini bermain bersama?
 Di lini belakang memang tidak segemerlap lini tengah tapi mereka punya salahsatu The Three Musketers bek tangguh Italia selain Paolo Maldini dan Fabio Cannavaro, yaitu Alessandro Nesta. Bek muda yang juga dipandang sebagai maskot tim itu mengawal lini pertahanan bersama salahsatu bek kiri terbaik dunia Sinisa Mihajlovic. Komposisi yang bikin Luca Marchegiani dibawah mistar gawang bekerja lebih tenang.
Dengan skuad inilah Eriksson kemudian membawa Lazio merebut gelar Scudetto secara dramatis. Mereka unggul satu poin untuk melangkahi Juventus dalam perburuan gelar juara di pekan terakhir. Lawan sama yang mereka hadapi 20 tahun kemudian di masa ini.
Kenangan akan tim terakhir Lazio yang memenangkan Scudetto ini niscaya menumbuhkan optimisme bagi fans Lazio bahwa klub kesayangan mereka bisa memenangkan perburuan gelar juara Liga Italia musim ini. Serie A boleh terhenti karena wabah Covid 19 tapi mimpi indah untuk bertahta lagi di singgasana Scudetto harus terus terjaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H