Mohon tunggu...
Bung Rizma
Bung Rizma Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Football Blogger - www.pengamatbola.id dan channel YouTube Bung Rizma

Blogger Pengamat Sepakbola sejak 2012 di blog www.pengamatbola.id. Analis Bola dalam program Football Insight di Berita Satu TV selama 5 tahun (2014 - 2019). Top ten Football Analyst di UC News tahun 2017. Analis di website sponsor salahsatu klub Liga Indonesia pada tahun 2015 dan 2019. Untuk kerjasama hubungi WA 081282126529 Saya pernah rutin tampil sebagai Analis dalam Program Football Insight yang tayang di Berita Satu TV selama 5 tahun (2014 - 2019) Semua ulasan saya bisa dibaca di Blog pengamatbola.id atau ditonton di channel YouTube Bung Rizma

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Maaf Ranieri, Bisnis Lebih Penting

27 Februari 2017   08:20 Diperbarui: 28 Februari 2017   12:00 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Tidak akan ada air mata jika Leicester nanti terdegradasi. Mereka adalah tim kedua bagi semua orang tapi sekarang tidak lagi dengan pemecatan Ranieri ini”

Pendapat Jamie Carragher, bek legendaris Liverpool ini rasanya mewakili perasaan banyak orang saat membaca berita pemecatan Claudio Ranieri sebagai arsitek Leicester City.

Ya, seburuk-buruknya performa Leicester musim ini, pemecatan Ranieri tetap saja dianggap sebagai tindakan tidak pantas bila mengingat jasa-jasa manager asal Italia itu pada Leicester City.

Datang ke King Stadium, kandang Leicester pada awal musim 2015/2016, The Foxes yang musim sebelumnya hanya bertarung menghindari degradasi berubah status menjadi tim pemburu gelar juara Premier League Inggris.

Kisah Cinderella Ranieri bersama Leicester dalam memburu titel juara Liga Inggris pertama dalam sejarah klub tersebut sontak menjadi perhatian publik penggemar sepakbola dunia.

Saking besarnya atensi pada kejutan Leicester, Mauricio Pochettino, Manager Spurs yang menjadi rival Leicester dalam perebutan titel juara sampai memandang bahwa semua klub dan penggemarnya bersatu padu mendukung Leicester dan berharap Spurs gagal menghadang The Foxes mewujudkan kisah paling hebat dalam sejarah sepakbola Inggris bahkan mungkin dunia di era sepakbola tahun 2000-an.

Publik menyukai kisah-kisah nan dramatis layaknya kisah Cinderella yang mengangkat kisah seorang wanita biasa menjelma menjadi putri kerajaan saat dipersunting sang Pangeran.

Benar saja, Spurs pada akhirnya gagal menahan laju Leicester merengkuh trofi juara Premier League Inggris.

Ranieri mengantar Leicester menjadi juara Liga Inggris kali pertama dalam sejarah klub tersebut.

Euforia dan romantisme langsung menyeruak.

Ranieri yang akhirnya memenangkan juara liga domestic pertamanya bersama sebuah klub mengikrarkan cinta sejatinya pada Leicester dan mempertimbangkan untuk mengakhiri karir kepelatihannya di klub tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun