Mohon tunggu...
Rizki Kurniawati
Rizki Kurniawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 21107030061

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Diary

Cita-cita Berawal dari Keputusan

1 Januari 2023   14:37 Diperbarui: 1 Januari 2023   15:00 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Setiap manusia pasti mempunyai harapan dan cita cita. Manusia sejak lahir sudah dibekali keyakinan dan kemampuan untuk melaksanakan cita-cita nya yang sudah di rencanakan sejak jauh hari. Cita- cita  yang diharapkan oleh semua orang berkembang seiring kebutuhan dan realitas kehidupan yang dihadapinya. Dengan ketekunannya dalam mencapai tujuan itu dapat menghasilkan sebuah cita-cita yang sesuai keinginan. Tidak peduli seberapa besar atau kecilnya mimpi yang kita miliki, semuanya ditentukan oleh faktor kuatnya keinginan dari dalam diri setiap manusia. Manusia hidup di dunia ini haruslah mempunyai tujuan dan cita-cita hidup karena manusia yang tidak memiliki cita-cita akan merasa bingung menjalani hidupnya.

Dalam kehidupan, pasti setiap orang mempunyai harapan dan cita - cita. Karena itu yang akan membantu keberlangsungan selama di bumi. Harapan adalah kemampuan untuk merencanakan jalan keluar dalam upaya mencapai tujuan hidup yang sukses walaupun terdapat rintangan menggunakan motivasi sebagai cara untuk mencapai tujuan. Cita-cita merupakan sebuah keinginan yang sempurna untuk dicapai atau dilaksanakan. Memiliki cita-cita dalam hidup merupakan hal yang penting bagi anak karena dengan memiliki cita-cita anak akan mengetahui gambaran hidup masa depan yang akan dijalankan. 

Selain itu cita-cita juga dapat melatih atau membuat seseorang untuk menggali potensi yang berada di dalam dirinya secara maksimal serta memunculkan daya juang dalam meraih sebuah harapan. Oleh karena itu, untuk mencapai sebuah harapan atau pun cita cita harus disertai dengan usaha. Salah satu usaha yang dilakukannya yakni harus mengenali kemampuan kita. Pencapaiannya dengan pendidikan yang sesuai dengan harapan dan cita - cita kita.

Menurut saya, pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam menentukan cita cita. Pendidikan digunakan untuk menambah wawasan mengenai skill dan mengetahui seberapa besar peluang untuk mencapai suatu harapan. Imam syafi'i pun berkata, "Tidaklah mungkin orang yang punya mimpi dan bercita-cita besar hanya duduk berpangku tangan. Tinggalkanlah rasa malas dan kenyamanan maka kau akan menemukan gantinya karena kenikmatan hidup didapatkan setelah kau melewati kelelahan". Begitupun pepatah mengajarkan, "Berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-sakitlah terlebih dahulu, dan bersenang-senanglah kemudian."

Cita-cita saya dimulai sejak berada di tingkat TK. Berawal dari TK yang berada di lingkungan polisi membuat saya berkeinginan untuk menjadi seorang polwan.  Saat itu, saya sering diajarkan mengenai tata tertib berlalu lintas, berpakaian layaknya seorang polwan dengan segala atributnya, dan melakukan perjalanan menggunakan truk polisi menjadikan keinginan itu semakin besar. Karena keinginan tersebut saya berusaha untuk menjaga postur dan bentuk badan. Cara yang bisa saya lakukan diantaranya dengan mulai belajar berenang, karena berenang merupakan olahraga yang bisa menambah tinggi badan. Keluarga saya pun mendukung atas upaya yang saya lakukan tersebut.

Ada satu masalah yang membuat cita-cita saya tidak dapat terwujud yakni kacamata. Saya menggunakan kacamata sejak bangku SD. Saya sangat sedih ketika mengetahui bahwa saya diharuskan untuk memakai kacamata dan hal itu sudah pasti menggugurkan semangat diri ini untuk menjadi seorang polwan. Saya berusaha untuk mengurangi mata minus dengan cara memakan wortel, tetapi minus itu tidak kunjung sembuh. Jadi saya mengubah cita-cita untuk menjadi seorang pengusaha muda yang sukses di masa depan.

Sejak duduk di bangku SMA, saya sudah bertekad untuk menjadi pengusaha karena keluarga saya mempunyai usaha menjahit. Disitu saya berpikir untuk mengembangkan usaha keluarga dengan cara membuat brand sendiri agar dikenal di semua kalangan dan semua daerah, bahkan dunia. Saya mulai mencari tahu bagaimana cara membuat brand, bagaimana cara pemasarannya, cara membuat logo yang menarik dan lain sebagainya yang berguna untuk menunjang pengetahuan tentang berbisnis. 

Karena cita cita tersebut saya melanjutkan sarjana agar pengetahuan mengenai bisnis dapat berkembang dan bisa berpikir lebih kritis lagi untuk menghadapi masalah masalah sulit kedepannya. Disaat orang lain meremehkan kemampuan kita, gunakan itu sebagai motivasi untuk terus maju dan berkembang. Tinggalkan segala pikiran negatif dan gantilah dengan memulai berpikir positif. Karena apa yang kita pikirkan itu bisa menjadi boomerang dalam menjalani kehidupan.

Memiliki berbagai cita-cita dalam hidup adalah cerminan seseorang yang memiliki pandangan hidup kedepan dan mempunyai keinginan serta tekad untuk menjadi lebih baik, sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah sudah selayaknya kita menyerahkan segala bentuk usaha kita kepada Allah  dan meniatkan semua hal yang kita lakukan di jalan yang benar dan hanya karena Allah. Dengan demikian, seseorang tidak hanya akan memperoleh kesuksesan di dunia, namun juga akan memperoleh kehidupan yang baik di akhirat kelak. Wallhu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun