Saat ini kita sedang memasuki era society 5.0 yang merupakan resolusi atas resolusi industri 4.0. Konsep society 5.0 tidak berbeda jauh dengan society 4.0, karena pada resolusi 5.0 hanya penyempurnaan atas resolusi 4.0. Pada dasarnya resolusi 4.0 manusia sudah bisa mengenal komputer namun masih sangat mengandalkan manusia. Sebaliknya, di resolusi 5.0 nantinya diharapkan manusia bisa lebih mengandalkan robot, AI, dan LOT. Pada society 5.0, sejumlah besar informasi dari sensor di ruang fisik terakumulasi di dunia maya. Lalu di dunia maya, data besar ini dianalisis dengan kecerdasan buatan (AI), dan hasil analisisnya diumpankan kembali ke manusia di ruang fisik dalam berbagai bentuk.
Revolusi Industri 4.0 akan memungkinkan kita untuk menciptakan masyarakat baru kecerdasan buatan yang akan mengubah data besar yang dikumpulkan melalui internet. Hal tersebut menjadi kebijaksanaan baru 5.0, yaitu masyarakat berbasis teknologi yang berpusat pada manusia. Revolusi Industri 4.0 akan meningkatkan standar hidup kita dan memecahkan berbagai tantangan yang kita hadapi. Misalnya, membebaskan kita dari stres mengemudi, memungkinkan kita untuk mengunjungi siapa saja dengan aman kapan saja, kita akan memiliki akses ke kemajuan medis terbaru dengan biaya rendah di mana pun kita berada, dan robot akan meningkatkan kemampuan manusia dan memperluas kemungkinan yang tak terbatas. Revolusi Industri 5.0 membantu kita menikmati kehidupan yang lebih memuaskan bagi masyarakat  di masa depan dan perbaikan kehidupan manusia.
Apakah Indonesia Mampu Memasuki Era Society 5.0?
Indonesia diperkirakan akan memasuki era society 5.0 pada tahun 2045. Sedangkan, di Jepang telah memasuki era society 5.0 pada tahun 2019. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Indonesia agak terlambat dalam memasuki era tersebut. Salah satu faktornya adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Menurut Asisten Deputi Kemenko PKM, Raden Wijaya Kusuma Wardhana saat menyampaikan sambutan pada Konferensi Nasional Teaching and Learning Summit (TLS) pada jumat (3/12), SDM Indonesia harus memiliki keterampilan dasar teknologi digital dan mindset atau pola pikir kreatif, karena pra-syarat kompetensi di abad ke-21 berfokus pada kemampuan problem solving, kolaborasi, berpikir kritis, dan kemampuan kreativitas. Segala pendidikan karakter yang diperlukan untuk modal bersaing di era society 5.0 telah diterapkan oleh Universitas Airlangga. Setiap mahasiswa di Universitas Airlangga dibekali dengan mata kuliah berbasis pendidikan karakter, yaitu Pembelajaran Dasar Bersama (PDB). Dampak positif yang didapatkan oleh mahasiswa Universitas Airlangga sangat besar, terutama ketika telah lulus dari UNAIR. Jadi, mahasiswa UNAIR telah siap untuk menghadapi persaingan society 5.0.
Pada realitasnya, SDM Indonesia belum mampu untuk bersaing dengan era society 5.0. Maka dari itu, SDM Indonesia membutuhkan waktu untuk berbenah mulai dari faktor yang menjadi dasar dalam memulai persaingan di era society 5.0. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memberikan pendidikan dasar mengenai karakter yang mampu untuk bersaing di era society 5.0, karena lapangan pekerjaan yang ada di era tersebut mayoritas akan digantikan oleh sistem AI. Komponen kunci dari masyarakat 5.0 adalah kemampuan masyarakat untuk menciptakan nilai baru melalui pengembangan teknologi yang dapat mengurangi kekurangan manusia dan masalah ekonomi di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H