Mods menjadi salah satu Subkultur paling berpengaruh di Inggris pada masanya. Bagaimana itu bisa terjadi? Nah, simak selengkapnya disini!
Mods, kepanjangan dari modernist, merupakan aliran subkultural di London, Inggris, yang muncul pada akhir tahun 1950-an. Pada mulanya, kemunculan ini di inisiasi oleh sekelompok orang yang menyukai musik dengan genre yang sama yaitu: modern jazz dan RnB.Â
Mereka terobsesi dengan setelan modelan terbaik italia (perpaduan jas slimfit, celana baggy dan sepatu pantopel). Meskipun mayoritas Mods berasal dari kelas pekerja, tapi penampilan mereka terkesan modis nan glamor. Nah, ternyata, cara berpakaian anak Mods itu menggambarkan kebebasan dalam berekspresi. Karena pada saat itu, kepercayaan kultur masyarakat terhadap Mods didasarkan pada ras ataupun kelas sosial tertentu, jadinya mereka 'melawan' dengan style yang mereka kenakan.
Nah, kalo mereka lagi nyetel, biasanya anak Mods suka hangout di Carnaby Street atau pergi ke club music Jazz. Karena mereka sering pulang terlalu larut dan jarak antara tempat hangout dan rumah cukup jauh, maka mereka membutuhkan kendaraan. Nah, dibeli lah skuter. Alasannya, karena skuter harganya lebih terjangkau dibandingkan mobil dan terasa nyaman saat dipakai.
Bagaimana Mods bisa menjadi gaya lifestyle?
Subkultur Mods mulai meningkat pada tahun 1964, ketika masyarakat Inggris mulai "mengadopsi" budaya ini sampai dikenal di kancah internasional. Perkembangan nya pun di dukung oleh gaya "nyeleneh" yang membuat atensi masyarakat tertuju pada mereka. Hal yang wajar ketika hal anti mainstream di pandang sebelah mata. Akan tetapi, para pemuda rok mini dengan kaos rolling stone ini memperkenalkan style ini menjadi lifestyle.
Dari segi style Mods memang terkesan glamor. Akan tetapi, Pete Meaden, menggambarkan bahwa dari kelas sosial, penganut Mods banyak berasal dari kelas pekerja. "Hidup bersih meskipun dengan keadaan sulit" merupakan nilai yang diangkat untuk mendedikasikan uang yang dipunya untuk penampilan yang cerdas.
Selain itu, faktor politik di Inggris kala itu mempunyai pengaruh besar terhadap kemajuan subkultur Mods. Faktanya, pasca kemenangan Inggris pada perang dunia kedua mengubah perekonomian negara Inggris, termasuk para warganya. Peningkatan jumlah upah kelas pekerja menjadikan kemakmuran bagi warganya, ditambah terjadinya perkembangan teknologi, sehingga kebutuhan para pekerja mulai berkurang. Casburn, menyebutnya para baby boomers kemudian mempunyai banyak waktu senggang. Selain itu, dengan adanya teknologi, para Mods dengan mudah memperkenalkan budaya subkultur tersebut kepada khalayak dan berusaha mengeksploitasi industri pasar yang ada. Sehingga Mods dikenal seantero dunia. Disanalah terjadi nya akulturasi kebudayaan.
Bagaimana Mods saat ini?
Dalam kacamata saya pribadi, ruh Mods tetap identik sebagaimana mulanya. Lingkaran biru, putih dan merah menjadi identitas Mods yang tidak bisa terpisahkan. Vespa klasik, jaket parasut panjang, kemeja, dan sepatu bots atau Docmart/ Clark, menjadi identitas lainnya.
Meskipun saat ini Mods banyak digemari oleh kalangan atas, akan tetapi kultur nya tetap "berkolektif" ria. Biasanya para Mods tidak menunggu event tahunan pada bulan Mei saja. Bahkan hampir tiap bulan mereka mengadakan pertemuan tersebut. Beberapa teman saya pun banyak yang mengikuti budaya tersebut, dan biasanya mereka akan bertemu di weekend atau disela-sela kesibukan mereka. Bermodal vespa klasik mereka akan bervakansi ria mengitari jalanan perkotaan ataupun pedesaan untuk bertegur sapa dan berkumpul bersama. Bagi sebagian orang, pertemuan para Mods merupakan "Amfitamin" yang dapat meningkatkan imun mereka dikala perasaan dan kondisi buruk yang sedang dialam -- mungkin para gen Z saat ini menyebutnya dengan istilah "healing". Setelah mengendarai vespa klasik biasanya mereka berpesta ala kadarnya sambil memasak hidangan istimewa.