Mohon tunggu...
RIZKI GILLAND DWIFIAN
RIZKI GILLAND DWIFIAN Mohon Tunggu... Lainnya - Awardee Scholarship Askara Nusantara by Kitabisa | Social Work Student | Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Awardee Scholarship Askara Nusantara by Kitabisa | Social Work Student | Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Permasalahan Sampah Plastik di Indonesia yang Tak Kunjung Usai

18 Januari 2025   12:05 Diperbarui: 18 Januari 2025   12:16 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia merupakan negara terbesar kedua penyumbang sampah plastik di dunia setelah negara China. Plastik sebenarnya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sejak kecil manusia sudah menggunakan plastik dan hingga dewasa kini penggunaan plastik semakin meningkat. Namun penggunaan plastik yang semakin meningkat ini menimbulkan banyak dampak, dampak tersebut berpengaruh terhadap lingkungan, kesehatan, dan ekonomi.

Berdasarkan data, Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 67,8 juta ton pertahunnya, yang dimana 15% sampah tersebut berasal dari sampah plastik. Namun dari 15% total sampah plastik tersebut hanya 9% yang dapat di daur ulang, dan sisanya hanya dapat berakhir di Tempat Pembuangan Terakhir (TPA) ataupun hanya di bakar. Sampah plastik ini tidak hanya berdampak di daratan saja tetapi lautan juga terkena dampaknya, Indonesia salah satu negara yang menjadi penyumbang sampah plastik terbesar di laut dengan total 620 ribu ton pertahunnya. Bahkan kementerian kelautan dan perikanan (KKP) memperkirakan bahwasanya pada tahun 2040 di sekitar lautan Indonesia akan dipenuhi dengan sampah-sampah plastik dibanding ikan.

Banyak faktor yang menyebabkan negara Indonesia tiap tahunnya semakin menumpuk sampah plastik, ialah berasal dari kebiasaan masyarakat yang selalu membuang sampah sembarangan di tempat umum sehingga terjadi penumpukan sampah, terlebih lagi masyarakat tidak mau memilah sampah-sampah plastik tersebut secara mandiri padahal sampah yang digunakan tersebut merupakan penggunaan sehari-hari masyarakat, namun kita tidak bisa menyalahkan masyarakat sepenuhnya karena pada kenyataannya masih kurang memadainya fasilitas untuk daur ulang dan pengelolaan sampah plastik secara efektif.

Pemerintah sebenarnya sudah melakukan beberapa langkah dalam mengatasi permasalahan sampah plastik ini. Contohnya ialah melarang penggunaan sampah plastik sekali pakai di beberapa daerah, terutama pada beberapa swalayan sudah dilarang penggunaan plastik dan diganti dengan menggunakan kantong belanja yang di bawa secara mandiri oleh masyarakat.

Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan, tetapi masih banyak tantangan yang harus diatasi. Kesadaran masyarakat yang rendah, kurangnya fasilitas teknologi dalam mendaur ulang sampah dengan baik, dan masih banyaknya pembuangan sampah yang tidak sesuai. Namun dengan adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat serta pihak-pihak lainnya permasalahan sampah plastik ini diharapkan akan meminimalisir peningkatan sampah plastik tiap tahunnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun