Kopi dan AsapÂ
Di sudut ruangan persegi, ku nikmati secangkir kopi
Beralaskan kayu, sambil menunggu harapan palsu
Di temani sebuah batang tembakau balutan kertas, kemudian mencoba melawan takdir keras
Malam begitu sunyi, bukan berarti diriku membenci melainkan mencoba menanti
Ku hirup asap kehidupanku dengan langit yang membisu
Rasa pahit kopi yang tak terbatas, begitu cepat tintaku habis yang kugoreskan di atas kertas
Walau begitu tenang, disinilah aku menang melawan rintangan orang
Bagai kopi dan asap yang tak dapat dipisah melainkan menjadikan membangun hidup jadi indah
bermetafora layaknya pendaki, demi kehidupan yang abadi