bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa  (Alimul, 2018). Pijat bayi merupakan salah satu bentuk pengobatan tradisional terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling populer. Dengan kata lain pijat bayi adalah seni perawatan di bidang kesehatan dan pengobatan tradisional yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam.Â
MasaPijat bayi tradisional yang umumnya dilakukan di desa dilakukan oleh dukun pijat dengan ilmu yang turun temurun hanya ditujukan untuk menyembuhkan penyakit  (Adelia Bastian, 2015).
Pada pemijatan Tradisional pemijatan lebih banyak mengikuti dari keturunan dibandingkan dengan cara yang sudah banyak dituliskan oleh buku dan sudah sesuai dengan kemanan dan standart kesehatan pemijatan, pemijatan lebih mengarah kepada pengobatan dari pada pencegahan,banyak cara dan bahan yang digunakan tidak sesuai dengan buku pijat bayi. Seperti cara mengangkat bayi dengan kaki dan tangan diangkat, lalu bayi menangis tetap dilanjutkan pemijatn, tidak menggunakan bahan yang aman untuk kulit bayi seperti menggunakan minyak makan dan kunyit yang sedikit kasar dikulit bayi, dan adanya juga pemijat bayi menggunakan perhiasan pada saat melakukan pijat bayi (Adelia Bastian, 2015).Â
Selama ini pemijatan tidak hanya dilakukan bila bayi sehat, tetapi juga pada bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah lahir. Sentuhan dan pijatan pada bayi segera setelah kelahiran merupakan kontak tubuh kelanjutan yang diperlukan bayi untuk mempertahankan rasa aman. Sentuhan dan pandangan dengan penuh kasih sayang yang ibu berikan kepada buah hati melalui pijatan akan direspon oleh bayi sebagai bentuk perlindungan, perhatian dan ungkapan cinta kepada bayi, sehingga akan menguatkan hubungan ibu dengan anaknya dan mengalirkan kekuatan jalinan kasih antara keduanya  (Rusli, 2014).
Rizki Dosen Kebidanan Universitas dr Soebandi Jember mengatakan bahwa Pijat bayi modern yang kita gunakan pada pengabdian masyarakat ini  merupakan pijat bayi yang sesuai dengan studi ilmiah yang mempunyai berbagai manfaat. Pada bayi yang ruti melakukan baby massase mempunyai motoric halus dan kasar yang lebih baik dari pada yang tidak melakukan baby massase  (. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada masyarakat tentang baby massase dan spa akan meningkatkan keinginan masyakarat untuk melakukan .Â
Faktor lain yang penting meningkatkan sikap ibu dalam melakukan baby spa adalah ketersediaan sumber daya kesehatan (penyediaan layanan baby spa). Ketersedian sumber daya kesehatan yang diamksud adalah adanya akses yang mudah terhadap pelayanan baby spa (bagaimana jarak dan kemudahan mecapai akses fasilitas baby spa hingga biaya yang dibutuhkan untuk memperolah pelayanan. Hasil penelitian menemukan adanya hubungan yang signifikan akses pelayanan kesehatan terhadap prilaku ibu untuk memperoleh pelayanan. Untuk itu peneliti tertarik meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap ibu melakukan baby spa .
Penyediaan dan pengetahuan Pijat Bayi dan Spa di Desa Kamal Kecamatan Arjasa diharapkan mampu meningkatkan kebutuhan Pijat Bayi dan Spa. Pemanfaatkan warga lokal sendiri dalam hal ini Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan ekonomi PEKKA. Di era modernisasi, permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh keluarga menuntut perempuan untuk membantu perekonomian keluarga.Banyak hal yang melatarbelakangi perempuan turut menopang perekonomian keluarga.Pertama, perempuan yang ditinggal cerai atau mati oleh suaminya (janda).Mereka harus bekerja keras mencari nafkah menggantikan peran suami agar kebutuhan hidupnya tetap terpenuhi, terutama bagi mereka yang mempunyai anak.Kedua, perempuan yang masih bersuami tetapi pendapatan suami dirasakan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga atau suaminya tidak dapat bekerja karena sakit atau cacat.Ketiga, perempuan yang hidup sendiri dan harus menggantikan peran orang tuanya karena sudah tidak mampu lagi bekerja.Kondisi-kondisi demikian yang menuntut perempuan harus mampu menopang perekonomian keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H