Mohon tunggu...
Mochamad Rizki Fitrianto
Mochamad Rizki Fitrianto Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer Writer

Menulislah agar dipahami, bicaralah supaya didengar, dan membacalah untuk mengembangkan diri - Gus Dur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kepercayaan Masyarakat Jawa terhadap Kemunculan Lintang Kemukus dengan Datangnya Pageblug

29 April 2020   09:38 Diperbarui: 29 April 2020   09:40 9330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Barat. Pertanda ada penobatan Raja. Pembesar dan orang desa merasa senang hatinya. Beras dan padi murah harganya. Apa yang ditanam akan berbuah subur dan cepat membuahkan hasil. Hujan deras dan lama. Barang yang diperjual-belikan dalam bentuk apa saja akan murah harganya, karena memperoleh berkah Tuhan.

Barat Laut. Arah dan Makna:

Lor kulon, ngalamat ana Ratu pasulayan, rebutan raja darbeke lan pangwasane. Para Adipati padha tukaran rebut bener. Wong desa padha sedhih atine. Kebo sapi akeh kang mati. udan lan gludhug salah mangsa. Grahana marambah-rambah tur suwe. Beras pari larang emas murah.Terjemahan:

Barat laut. Pertanda ada raja berselisih memperebutkan kekuasaan. Para adipat berselisih memperebutkan kekuasaan. Warga desa bersedih hatinya. Kerbau dan sapi banyak yang mati. Hujan dan petir akan terjadi di musim yang salah. Kekurangan (gerhana) akan semakin meluas dan berjangka waktu lama. Beras dan padi akan mahal harganya, namun emas murah harganya.

Utara. Arah dan Makna:

Lor bener: ngalamat ana Ratu ruwet panggalihe jalaran saka kisruh paprentahane, kang temahan nganakake pasulayan, banjur dadi perang. beras pari larang, emas murah

Terjemahan:

Utara: pertanda ada raja yang kalut pikirannya karena kekeruhan dalam pemerintahan. Akan timbul perselisihan yang berkembang menjadi peperangan. Beras dan padi mahal harganya, namun emas murah.

Dalam perjalanan bangsa Indonesia dan persitiwa langit yang pernah terjadi, setidaknya ada dua peristiwa besar di Indonesia pasca-kemerdekaan yang dikaitkan dengan kehadiran komet atau lintang kemukus ini.

Pertama adalah adalah tragedi G30S yang dikaitkan dengan komet Ikeya-Seki (C/1965 S1) yang terlihat sejak pertengahan September 1965 dan Kedua adalah meninggalnya proklamator Indonesia Soekarno yang dihubungkan dengan munculnya komet Bennett (C/1969 Y1), mencapai titik terdekatnya dengan Bumi pada 26 Maret 1970, tiga bulan sebelum meninggalnya Soekarno yang juga sebagai penanda transisi dari Orde Lama ke Orde Baru. (sumber: kompas.id).

Selain itu, mengutip tulisan Ma'rufin Sudibyo, sepanjang sejarah peradaban manusia, komet telah dianggap sebagai suatu pertanda akan datangnya hal buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun