Mengutip tulisan M. Zaidi Wahyudi, Kebiasaan sebagian masyarakat Jawa mengaitkan kemunculan fenomena langit berupa komet dengan peristiwa yang akan terjadi sudah berlangsung sejak lama.
Menurut pendapat Widya Sawitar sebagai peneliti etnoastronomi di Planetarium dan Observatorium Jakarta yang juga pembina Himpunan Astronomi Amatir Jakarta, mengatakan bahwa legenda lintang kemukus setidaknya pernah tercatat dalam Serat Babad Segaluh Dumugi Mataram.
Pada saat itu, keris Kyai Condong Campur keluar dari tempat penyimpanannya sehingga menimbulkan wabah penyakit di kerajaan Majapahit yang menyerang banyak orang, termasuk permaisuri Prabu Brawijaya, Dwarawati.
Kemudian, terjadi pertempuran antara keris Kyai Condong Campur dan keris Kyai Sengkelat. Kyai Condong Campur pun kalah dan kembali ke tempatnya sehingga wabah berakhir.
Setelah itu Prabu Brawijaya pun memerintahkan untuk menghancurkan keris Kyai Condong Campur. Saat keris dihancuirkan dengan cara dibakar hingga warnanya menjadi merah membara, tiba-tiba KerisKyai Condong Campur melesat ke angkasa dan menjelma menjadi lintang kemukus yang disaksikan banyak orang.
Dari situlah, lintang kemukus dianggap sebagian masyarakat Jawa sebagai pertanda akan datangnya suatu bencana, kerusuhan, kekacauan, perang, kelaparan, kematian, atau wabah penyakit.
Keyakinan itu tetap bertahan hingga kini dan diteruskan secara turun temurun sehingga diyakini kebenaranya oleh sebagian orang jawa.
Menurut sebagian orang jawa secara umum penampakan komet membawa hal yang kurang baik, kecuali apabila komet tersebut muncul di arah barat. Dikutip dari buku "Sejarah Kutha Sala: Kraton Sala, Bengawan Sala, Gunung Lawu" karya R.M. Ng. Tiknopranoto dan R. Mardisuwignya, makna kemunculan komet dapat diartikan sebagai berikut:
Timur. Arah dan Makna:
Yen ana lintang kemukus metu ing : Wetan, ngalamat ana ratu sungkawa. Para nayakaning praja padha ewuh pikirane. Wong desa akeh kang karusakan lan susah atine. Udan deres. Beras pari murah, emas larang.Terjemahan:
Jika ada bintang berekor muncul di sebelah timur merupakan pertanda ada raja sedang berbela sungkawa. Para pengikutnya sedang bingung pikirannya. Orang desa banyak mengalami kerusakan dan bersusah hatinya. Beras dan padi murah harganya, tetapi emas akan mahal harganya.