Mohon tunggu...
rizki firmansyah
rizki firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Seni, Filsafat, Sains

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kesadaran

29 Desember 2023   21:23 Diperbarui: 29 Desember 2023   21:39 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ikmalonline.com

Ketika para fisikawan yang mendukung teori relativitas menjadikan materi semakin tidak bermateri khusuhnya teori mekanika kuantum, ketika pertama kali saya mendengar dunia yang terdiri dari peristiwa yang darinya di turunkan menjadi logis.. misalnya teori ruang, waktu dan gravitasi yang di paparkan oleh para fisikawan kuno telah di bantahkan para fisikawan modern

Mereka yang bukan ahli metafisika professional tidak mengetahui apa itu sebenarnya pikiran, atau bagaimana suatu materi terdiri dari susunan atom, terdapat dua jurang pemisah yang tidak dapat dilewati antara keduanya. Yang bahwa keduanya merupakan bagian dari apa yang sebenarnya ada di dunia.

Para filsuf menyatakan.. menurut mereka materi adalah sebuah fiksi belaka yang di bayangkan oleh pikiran, dan terkadang pikiran hanyalah property dari jenis paticle. Mereka berpendapat bahwa pikiran adalah realitas dan materi adalah mimpi buruk yang kemudian di sebut idealis sebuah kata polisem dalam makna kehidupan sehari- hari. Mereka yang berpendapat materi adalah realitas dan pikiran hanyalah milik protoplasma yang disebut Materialistis.

Dalam periode tertentu para ilmuan, kaum idealis, materialis dan para awam sepakat dalam satu benang merah bahwa mereka cukup mengetahui apa yang disebut dengan pikiran dan materi. Untuk dapat melakukan perdebatan dengan cerdas. Namun ketika mereka sepakat, bagiku mereka semua sama sama melakukan kesalahan.

Semua susunan dunia yang kita ketahui berdasarkan pengalaman. Dan berdasarkan pengalaman saya bukanlah pikiran atau materi melainkan sesuatu yang lebih primitif yaitu kesadaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun