Mohon tunggu...
Rizki Edo
Rizki Edo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110018 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Sepak bola dan Futsal

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kuis 11 - Pemeriksaan Pajak - Audit Investigasi umum dan Perpajakan, Trans substansi Metode 4:12 Kategori Transendental Kantian - Prof Apollo

26 November 2024   00:06 Diperbarui: 26 November 2024   00:06 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Affirmative merupakan hasil audit yang menyatakan adanya fakta atau bukti nyata yang mendukung klaim tertentu. Pernyataan ini sering kali bersifat konklusif dan memberikan dasar untuk mengambil tindakan lebih lanjut. Misalnya fiskus menemukan bahwa Perusahaan A secara aktif menggunakan skema tax haven dengan mendirikan anak perusahaan di yurisdiksi bebas pajak untuk mengalihkan laba. Fakta ini didukung oleh dokumen internal yang menunjukkan perencanaan perpajakan agresif.

2. Negative (Negatif) adalah hasil audit yang menyangkal klaim tertentu, biasanya klaim yang dibuat oleh wajib pajak. Temuan ini dapat digunakan untuk menolak pengajuan insentif pajak atau pembebasan pajak yang tidak sah. Misalnya fiskus menolak klaim PT B bahwa perusahaan cangkang di negara mitra tax treaty memiliki substansi ekonomi. Setelah diperiksa, tidak ada bukti aktivitas operasional nyata seperti kantor, karyawan, atau aset di negara tersebut.

3. Infinite (Tak Terbatas) adalah temuan tak terbatas berfokus pada analisis risiko terhadap data yang tidak sepenuhnya dapat diakses atau diverifikasi, namun tetap relevan dalam proses audit. Pendekatan ini digunakan untuk mengidentifikasi potensi risiko atau ketidakpastian yang perlu diselidiki lebih lanjut. Misalnya fiskus mencurigai adanya round-tripping (pengembalian dana ke negara asal melalui jalur internasional) pada investasi asing, namun tidak memiliki akses penuh ke data transaksi di yurisdiksi lain.

Pendekatan Quality memastikan fiskus mampu mengevaluasi temuan secara sistematis, baik dalam bentuk pernyataan afirmatif (positif), negatif, maupun yang sifatnya tak terbatas. Dengan menggunakan kategori ini, fiskus dapat mengidentifikasi fakta-fakta yang relevan, menolak klaim yang tidak berdasar, dan menangani risiko dari data yang tidak sepenuhnya tersedia. Ini membantu menciptakan laporan audit yang transparan dan berbasis bukti.

C. Relation (Categorical, Hypothetical, Disjunctive)

Pendekatan Relation dalam metode 4:12 Kategori berfokus pada hubungan logis antara data, temuan, dan penilaian yang dihasilkan dalam audit investigasi perpajakan. fiskus memanfaatkan tiga dimensi hubungan ini untuk memastikan validitas dan keakuratan temuan dalam konteks perpajakan.

1. Categorical (Kategoris) adalah hubungan kategoris memastikan kebenaran mutlak dari data atau informasi yang diperiksa. Pendekatan ini digunakan untuk mengonfirmasi keabsahan fakta atau klaim yang diajukan. Misalnya fiskus memeriksa apakah PT X telah melaporkan pendapatan yang sesuai dengan bukti faktur pajak dan laporan penjualan. Jika faktur dan laporan keuangan saling mendukung, maka temuan ini bersifat kategoris.

2. Hypothetical (Hipotetis) adalaha hubungan hipotetis mengandalkan skenario asumsi untuk menyelidiki data atau transaksi tertentu. Pendekatan ini digunakan saat data yang ada tidak lengkap tetapi cukup untuk membuat prediksi. Misalnya adalah fiskus membuat asumsi, "Jika dokumen pendukung untuk klaim pembebasan pajak tidak disediakan, maka transaksi tersebut dianggap tidak sah." Asumsi ini menjadi dasar untuk mengidentifikasi risiko dan meminta bukti lebih lanjut.

3. Disjunctive (Disjungtif) adalah hubungan disjungtif mengevaluasi kemungkinan alternatif untuk menentukan sumber masalah atau alasan transaksi tertentu. Pendekatan ini mengidentifikasi apakah tindakan tertentu sah atau merupakan penyimpangan. Misalnya fiskus mengevaluasi apakah pengurangan pajak yang dilakukan oleh PT Y berasal dari insentif pajak yang valid atau manipulasi data pendapatan. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan dokumen pendukung terhadap aturan perpajakan yang berlaku.

Pendekatan Relation membantu fiskus menghubungkan fakta dan temuan dengan cara yang logis dan sistematis. Dengan menggunakan hubungan categorical, fiskus memastikan kebenaran mutlak data. Melalui hypothetical, mereka membuat asumsi yang dapat memandu investigasi. Sementara dengan disjunctive, fiskus mengevaluasi kemungkinan alternatif untuk memastikan keputusan yang paling sesuai dengan fakta dan peraturan. Pendekatan ini mendukung proses audit yang berbasis logika dan objektivitas.

modul prof apollo
modul prof apollo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun