Mohon tunggu...
Rizki Edo
Rizki Edo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110018 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Sepak bola dan Futsal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 03 - Pemeriksaan Pajak - Diskursus Audit Pajak Dilthey - Prof Apollo

29 September 2024   22:20 Diperbarui: 29 September 2024   22:55 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Ekspresi (Ausdruck): Keputusan perusahaan dalam pelaporan pajak merupakan ekspresi dari pengalaman batin tersebut. Dalam audit pajak, laporan keuangan dan catatan perpajakan adalah bentuk ekspresi perusahaan yang harus dianalisis secara mendalam. Bagaimana perusahaan mengekspresikan tindakan mereka dalam laporan yang diajukan kepada otoritas pajak? Ini mencakup bagaimana angka-angka dalam laporan keuangan digunakan untuk mencerminkan tindakan dan keputusan perusahaan terkait penghindaran pajak.

  • Misalnya : Cara perusahaan mengekspresikan hasil keuangannya dalam laporan laba rugi dan bagaimana mereka mengalokasikan biaya, pendapatan, dan pengurangan pajak menunjukkan keputusan strategis perusahaan. Auditor perlu menilai apakah ekspresi ini merupakan cerminan sejati dari realitas ekonomi perusahaan atau apakah ada niat untuk menyembunyikan penghindaran pajak.
  1. Pemahaman (Verstehen) adalah Auditor harus mampu melakukan pemahaman mendalam terhadap tindakan wajib pajak. Ini mencakup upaya untuk memahami niat, motif, dan alasan di balik strategi pengelolaan pajak perusahaan. Seperti yang dijelaskan dalam gambar, memahami tindakan seseorang melibatkan menghidupkan kembali pengalaman orang lain dalam diri kita. Dalam audit pajak, auditor mencoba memahami alasan di balik tindakan pajak tertentu dengan masuk ke dalam konteks sosial, ekonomi, dan kejiwaan yang melatarbelakangi tindakan wajib pajak.

Prof. Apollo
Prof. Apollo

Bagaimana Metode Audit Dilthey Diterapkan?

Proses audit berbasis teori Dilthey melibatkan pendekatan yang lebih menyeluruh dan mendalam dibandingkan dengan audit kuantitatif tradisional. Proses ini mencakup beberapa langkah berikut ini :

  1. Pengumpulan Data (Erklaren) Auditor memulai dengan mengumpulkan data kuantitatif seperti laporan keuangan, catatan pajak, transaksi, dan dokumen terkait lainnya. Pendekatan Erklaren digunakan untuk menganalisis fakta-fakta objektif yang ada, misalnya apakah ada kesalahan dalam pengisian laporan pajak atau pelaporan pendapatan yang tidak sesuai.
  2. Analisis Ekspresi (Ausdruck) Langkah berikutnya adalah memahami bagaimana perusahaan mengekspresikan tindakan mereka dalam laporan keuangan. Auditor tidak hanya melihat apakah laporan tersebut akurat dari segi angka, tetapi juga mencoba memahami apakah ekspresi tindakan ini mencerminkan realitas ekonomi perusahaan.
  3. Pemahaman Konteks (Verstehen) Verstehen diterapkan ketika auditor berusaha memahami konteks sosial, ekonomi, dan psikologis di balik keputusan perpajakan. Auditor mempertimbangkan faktor-faktor seperti tekanan dari pemegang saham, kondisi pasar, atau perubahan peraturan perpajakan yang mungkin memengaruhi keputusan manajerial. Auditor juga dapat mempertimbangkan sejarah perusahaan dan pola tindakan pajak sebelumnya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang keputusan saat ini.
  4. Penarikan Kesimpulan (Sintesis) Setelah menerapkan kedua pendekatan (Erklaren dan Verstehen), auditor menyusun kesimpulan berdasarkan fakta objektif dan pemahaman subyektif. Kesimpulan ini membantu auditor memberikan rekomendasi atau sanksi yang tepat berdasarkan hasil audit, dengan mempertimbangkan baik aspek legal maupun etika dari tindakan wajib pajak.

Prof.Apollo
Prof.Apollo

Prof.Apollo
Prof.Apollo

Contoh

Dalam sebuah audit pajak terhadap perusahaan manufaktur besar, auditor menemukan bahwa perusahaan tersebut melaporkan biaya penyusutan aset yang jauh lebih tinggi dari biasanya. Dari analisis data kuantitatif (Erklaren), auditor menemukan bahwa laporan penyusutan tersebut sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. 

Namun, dengan menggunakan pendekatan Verstehen, auditor mendalami lebih jauh dan menemukan bahwa perusahaan menggunakan penyusutan ini untuk mengurangi beban pajak karena menghadapi tekanan dari pemegang saham untuk mempertahankan margin laba di tengah penurunan permintaan pasar. Pendekatan ini memungkinkan auditor untuk memahami konteks lebih luas di balik laporan keuangan yang tampaknya legal namun secara etika dipertanyakan.

Pendekatan audit berdasarkan konsep Wilhelm Dilthey memberikan rerangka yang lebih holistik untuk melakukan audit, terutama dalam audit pajak yang kompleks. Dengan menggabungkan Erklren (analisis kuantitatif) dan Verstehen (pemahaman kualitatif), auditor tidak hanya dapat melihat laporan keuangan dari sisi legalitas, tetapi juga memahami motivasi dan konteks di balik tindakan perpajakan. Metode ini memberikan hasil audit yang lebih akurat dan adil, karena mempertimbangkan aspek objektif dan subjektif dari laporan pajak.

Referensi:

  1. Dilthey, W. (1989). Introduction to the Human Sciences. Princeton University Press.
  2. Armstrong, C. S., Blouin, J. L., Jagolinzer, A. D., & Larcker, D. F. (2015). Corporate Governance, Incentives, and Tax Avoidance. Journal of Accounting and Economics, 60(1), 1-17.
  3. Hoi, C. K., Wu, Q., & Zhang, H. (2013). Is Corporate Social Responsibility (CSR) Associated with Tax Avoidance? Evidence from Irresponsible CSR Activities. The Accounting Review, 88(6), 2025-2059.
  4. Prof. Apollo (2012).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun