Mohon tunggu...
Rizki Dwi Setyowati
Rizki Dwi Setyowati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Teknik Geologi Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Mitigasi Bencana Tanah Longsor dengan Pembuatan Peta Kerawanan Longsor di Desa Hargantoro

12 Agustus 2023   12:15 Diperbarui: 12 Agustus 2023   12:22 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanah longsor atau gerakan tanah adalah suatu peristiwa perpindahan massa tanah, batuan, atau campuran material tersebut ke bawah menuruni lereng. Secara geologi, peristiwa tanah longsor dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu intensitas curah hujan, jenis tata guna lahan, kelerengan atau kemiringan lereng, jenis litologi atau batuan penyusun daerah tersebut, tutupan vegetasi atau kerapatan tutupan pepohonan, dan elevasi atau ketinggian daerah tersebut di atas permukaan air laut.

Desa Hargantoro pernah mengalami tanah longsor di beberapa titik. Peristiwa longsor ini menimbulkan kerugian, baik secara material maupun moral. Peristiwa longsor ini utamanya dipengaruhi karena kelerengan dari wilayah Desa Hargantoro yang curam, karena wilayahnya didominasi oleh banyak perbukitan.

Hal ini melatarbelakangi pembuatan peta kerawanan longsor di Desa Hargantoro oleh Rizki Dwi Setyowati dari Program Studi Teknik Geologi sebagai program kerja monodisiplin KKN Tim II Universitas Diponegoro Tahun 2022/2023. Pembuatan peta kerawanan longsor Desa Hargantoro ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemerintah desa dan masyarakat desa mengenai wilayah mana saja yang memiliki tingkat kerawanan tinggi. Hal ini juga sebagai salah satu upaya mitigasi bencana longsor, yang mana nantinya dapat dilakukan tindak lanjut dari data tersebut seperti sosialisasi mitigasi bencana longsor.

Proses pembuatan peta kerawanan longsor Desa Hargantoro berlangsung selama kurang lebih 1 minggu. Tahap awal yaitu pengumpulan data meliputi data titik longsor, curah hujan, tata guna lahan, kelerengan, litologi, tutupan vegetasi, dan elevasi. Data tersebut kemudian diolah menggunakan Software ArcGIS dengan menggunakan metode FRM (Frequency Ratio Method) sehingga dapat dihasilkan Peta Kerawanan Longsor Desa Hargantoro. Selanjutnya, dilakukan pengelompokan kelas kerawanan longsor menjadi 5 kelas, yaitu tidak rawan, kerawanan rendah, kerawanan sedang, kerawanan tinggi, dan kerawanan sangat tinggi. Kemudian, peta dicetak di kertas ukuran A3 dengan skala 1:16.000 dan kemudian diserahkan kepada Kepala Desa Bapak Warto pada Senin, 7 Agustus 2023 di Kantor Kepala Desa Hargantoro.

Penulis: Rizki Dwi Setyowati (21100120120014), Mahasiswa Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Dosen Pembimbing Lapangan: Irawati., SH., M.Hum

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun