Mohon tunggu...
Rizki Darmawan
Rizki Darmawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

seseorang yang tidak suka keramaian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Masa Bersiap Negara Indonesia

27 Mei 2024   00:18 Diperbarui: 27 Mei 2024   00:22 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selama Oktober 1945,  di seluruh Jawa dan sebagian Sumatra, aksi berdarah hampir setiap hari dilakukan oleh sebagian orang Indonesia. Dalam catatan Mary Van Delden, sejarawan dari Belanda, ia menuliskan bahwa, jumlah korban akan jauh lebih banyak jika tentara Indonesia tidak ikut campur dalam menjaga kamp.

Menurut Robert B. Cribb, seluruh aksi brutal tersebut sejatinya ditujukan kepada para orang Belanda dan para pengikutnya yang memiliki gelagat untuk menguasai negara yang pernah dijajahnya. Menurutnya tidak ada satu pun sasaran yang logis untuk menjadikan pelampiasan revolusioner selain orang-orang tersebut.

Di Batavia pada waktu itu, orang-orang Eropa menghilang, bahkan ketika sedang berada di kota, beberapa hari kemudian tubuh mereka ditemukan mengambang di salah satu kanal. Rumah-rumah warga kulit putih juga dikepung pada malam hari itu dan seluruh penghuninya dibunuh tanpa ampun dan tanpa belas kasih. Karawang dan Bekasi adalah dua wilayah ommelanden yang tak terlepas dari aksi revolusioner orang pribumi.

Pihak Intelijen Belanda (NEFIS) meyakini dari ciri-cirinya bahwa aksi tersebut sudah terorganisir dengan baik. Menurutnya dibalik aksi tersebut ada sekelompok orang yang mengendalikan aksi-aksi tersebut dengan sangat terorganisir. Berdasarkan keyakinan itu, tidak menutup kemungkinan bahwa NEFIS memiliki data-data orang yang terikat pada aksi-aksi tersebut. Tetapi mirisnya, setelah dua tahun berlalu alih-alih menangkap mereka dan membawa ke pengadilan, para komandan dari jajaran Belanda malah merekrut orang-orang tersebut untuk masuk dalam pasukan Non-organik Milik Sang Ratu (HAMOT). Namun menjelang penutupan tahun 1947, para anggota HAMOT dengan cepat kembali kepada perangai lamanya: berbuat brutal dan suka menjarah.. Mereka kemudian dikenal sebagai milisi yang selalu melakukan tindakan ekstrim secara kemanusiaan.

REFERENSI

Historia masa lampau 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun