Mohon tunggu...
Rizki Putra Darmawan
Rizki Putra Darmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Da'i Millenial - Editor - Penulis

Buatlah karyamu, Maka mereka akan mengenalmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

[Opini] Problematika Pelajar di Masa Pandemi Covid-19

10 Juli 2021   11:41 Diperbarui: 10 Juli 2021   11:56 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut informasi yang didapat melalui situs website Wikipedia, bahwasanya kasus Covid-19 pertama kali dideteksi pada 2 Maret 2020. Mari kita hitung bersama, bahwasanya sudah sekitar 1 tahun 4 bulan Covid-19 berada di Indonesia. Semakin hari, lonjakkan kasus Covid-19 semakin bertambah. Akhirnya Presiden Joko Widodo pada tanggal 31 Maret 2020 menandatangani sebuah peraturan mengenai PSBB sebagai respon pemerintah terhadap Covid-19.

Dimasa PSBB inilah membuat masyarakat terutama sosok pelajar yang bingung dan terombang ambing karena terjadi peliburan sekolah dan pembatasan di tempat kerja, kegiatan keagamaan dan fasilitas umum, yang mengakibatkan melemahnya di sektor pendidikan, ekonomi dan tatanan sosial. Di awal masa libur Pandemi Covid-19 memang membuat pelajar senang dikarenakan libur tersebut bisa membuat pelajar melakukan semua kegiatan di rumah tanpa harus ke sekolah. Akan tetapi, kesenangan itu kian hari menjadi sebuah kesedihan tersendiri bagi sosok pelajar. Pelajar pun mulai mengeluhkan bahwasanya pembelajaran daring tersebut membosankan, dikarenakan tidak bisa berjumpa secara langsung dengan guru dan teman-teman.

Banyak sekali problematika yang dialami pelajar disaat mereka belajar secara daring terutama terkendala kuota internet dan jaringan. Masalah tersebutlah yang membuat pelajar bermalas-malasan bahkan tidak bisa membuat tugas dikarenakan tidak ada kouta internet dan jaringan. Pemerintah sempat memberikan bantuan kuota untuk pelajar dan mahasiswa, akan tetapi kuota yang diberikan yakni lebih banyak kuota aplikasi yang jarang digunakan dari pada kuota utama atau reguler. Problematika selanjutnya yakni kurangnya peran atau dukungan dari sosok orang tua. Orang tua seharusnya disaat belajar daring tersebut memiliki peran menggantikan seorang guru yakni di rumah yang mengajarkan dan menjelaskan kembali kepada anaknya apa yang telah diberikan guru di sekolah melalui daring.

Kalau kita lihat untuk saat ini memang banyak sekali problematika yang dialami pelajar, sehingga bisa melemahnya pendidikan di Indonesia. Mari kita berdoa dan bermunajat kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar pelajar di Indonesia diberikan kekuatan untuk menghadapi sistem belajar daring di masa Pandemi Covid-19 ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun