Mohon tunggu...
rizki ramadhan
rizki ramadhan Mohon Tunggu... -

Try To Thinks Different... Jangan baca tulisan ini bila kamu seorang negativers, serigala berbulu domba, musuh dalam selimut, penjahat bertopeng pahlawan, anti film, ataupun manusia yang omongannya tinggi tapi otaknya kontet dan manusia yang tidak mempunyai selera humor... Selamat terperangkap di dalam suatu realita penulisan standar atas dasar untuk lepas dari cengkraman realita dengan mencoba untuk berpikir berbeda... Jika kamu masih berumur di bawah +17 harap Bimbingan Orang Tua kamu...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Antara Ruang dan Uang

17 Juli 2010   19:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:47 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ANTARA

Independen & Mainstream

1.Mainstream a.Penonton adalah patokan utama pada saat kita memilih untuk memproduksi sebuah film. Penonton di dunia ini terdiri dari mayoritas ABG perempuan yang mempunyai trend yang berkembang setiap saat. Idiom2 yang sudah pakem dan telah tertancap di pikiran dan perasaan penonton akan sangat sulit dirubah, misal:ungkapan sayang dilakukan dengan membelai, mencium dan sebagainya. Tidak mungkin kita akan mengubah ekspresi sayang dengan tamparan atau makian.Ini yang pertama harus dipahami. Dan penonton film bioskop di Indonesia tidaklah banyak, hanya sekitar 1,5 sampai 2 juta. Berarti kita mending muter film kita di televisi? Karena pasti ditonton orang yang lebih banyak? Ternyata tidak, televisi adalah sebuah media yang hanya akan memperkenalkan kita dengan masyarakat. Untuk sebuah bisnis yang berhasil, film bioskop menjanjikan banyak hal lebih dibanding televisi. b.Investor film bukan masjid atau gereja. Ini adalah sebuah pernyataan yang menarik. Setiap kali kita berhadapan dengan investor, pastilah hal yang pertama kali ditanyakan adalah tentang waktu pengembalian modal, berapa keuntungan yang bisa dihasilkan? Tidak mungkin investor akan melepas koceknya secara cuma2 seperti yang dilakukan masjid dan gereja ketika memberikan sumbangan kepada orang2 yang membutuhkan. c.Kompromi dengan diri sendiri Hal ini biasanya paling sulit dilakukan, apalagi oleh teman2 yang pernah bergerak di jalur underground/independen. Memandang script/skenario dari kacamata penonton dan bukan dari pembuat tidaklah mudah. Mengikuti trend dan keinginan penontonpun demikian halnya. 2.Under ground/independen

a.Segmentasi penonton terbatas, biasanya kalangan komunitas film, pembuat film, pecinta karya sastra atau kelompok2 lainnya. b.Film bisa diperlakukan sebagai sarana ekspresi kegelisahan maupun sikap, namun juga bisa sebagai sarana sharing tentang suatu hal. c.Siap mengikuti tema maupun selera festival2 film yang berubah dalam kurun waktu tertentu. Setelah selesai memaparkan beberapa hal di atas, saya agak tergelitik dengan pertanyaan yang muncul di benak saya, apakah ada seorang filmmaker indie yang bisa mendulang rejeki dari filmnya? TIDAK. Tidak kalo dari film indie. Namun terkadang ada filmmaker yang mempunyai usaha sampingan ataupun bergerak di industri dengan format yang berbeda, misal videoklip,iklan, dsb. Ternyata film itu juga penuh dengan pilihan2 ya?huuuuffff. Hidup memang sebuah pilihan, semua kembali lagi kepada kita. Pertama kita harus yakin kemudian lakukanlah dengan sepenuh hati...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun