Mohon tunggu...
Muhammad Rizki Aulia  Rahman
Muhammad Rizki Aulia Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Jurnalistik/UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Memiliki hobi mendengarkan musik, menulis sajak dan puisi, memiliki ketertarikan dalam dunia perfilman, selain itu saya juga menyukai bidang sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Surat An-Nas Sebagai Dasar Akidah Akhlak Muslim

31 Oktober 2023   07:35 Diperbarui: 31 Oktober 2023   07:39 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akidah (iman) dan akhlak (perilaku moral) adalah dua aspek penting dalam kehidupan seorang Muslim. Akidah merupakan keyakinan dasar yang membentuk dasar moral dan etika individu. Landasan akidah yang kuat adalah kunci utama dalam membentuk akhlak yang baik, karena keyakinan dan nilai-nilai yang diyakini seseorang akan memengaruhi tindakan dan sikap mereka. Artikel ini akan menjelaskan pentingnya akidah sebagai landasan akhlak Muslim.

Konsep dasar dalam akidah Islam adalah tauhid, yaitu kepercayaan pada satu Allah yang Maha Esa. Keyakinan ini mengajarkan bahwa Allah adalah pencipta alam semesta dan pengendali segala sesuatu. Keyakinan ini sangat penting dalam membentuk akhlak Muslim karena menyadarkan mereka bahwa tindakan dan perilaku mereka akan dipertanggungjawabkan kepada Allah.

Al-Qur'an mengajarkan manusia tentang berbagai macam landasan akidah. Dalam hal ini, kehidupan sehari-hari seorang muslim wajib menggenggam landasan akidah tersebut. Salah satu surat pendek yang mengandung pesan-pesan penting tentang akidah dan akhlak adalah Surat An-Nas. Surat ini merupakan surat terakhir dalam Al-Qur'an dan berbicara tentang perlindungan dari kejahatan syaitan. Dalam Surat An-Nas, terdapat konsep-konsep akidah yang membentuk landasan akhlak seorang Muslim. Konsep tersebut terdapat pada tiga ayat pertama surat An-Nas, yaitu:

  1. Rabb an-Nas (Birabbin-ns)

Rabb an-Nas adalah salah satu dari tiga nama Allah yang disebut dalam Surat An-Nas. Kata "Rabb" secara umum merujuk kepada Allah sebagai Pencipta, Pengatur, dan Pemberi rezeki bagi seluruh makhluk-Nya. Dalam konteks Surat An-Nas, "Rabb an-Nas" menggambarkan Allah sebagai Pengatur dan Pelindung manusia dari berbagai gangguan dan fitnah yang mungkin berasal dari makhluk ghaib, terutama syaitan.

Keyakinan tersebut membentuk perilaku seorang Muslim karena mereka tahu bahwa segala tindakan mereka harus mencerminkan ketaatan kepada Allah sebagai Pencipta dan Pengatur kehidupan. Akidah ini menginspirasi akhlak yang mencakup rasa hormat, ketaatan, dan ketaqwaan kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari.

  1. Malik an-Nas (Malikin-ns)

Kata "Malikin-ns" berarti "Raja bagi manusia." Ini merujuk pada Allah sebagai Raja yang memiliki kuasa mutlak atas seluruh alam semesta dan manusia. Allah adalah pemilik dan penguasa seluruh ciptaan-Nya, dan manusia adalah hamba yang bertanggung jawab kepada-Nya.

Keyakinan kepada Allah sebagai Raja bagi manusia adalah bagian integral dari akidah Islam. Ini mengingatkan Muslim bahwa segala sesuatu yang mereka lakukan akan diawasi oleh Allah, dan mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka di akhirat. Oleh karena itu, akidah ini mendorong Muslim untuk bertindak dengan penuh integritas, keadilan, dan rasa tanggung jawab dalam semua aspek kehidupan, yang merupakan aspek penting dari akhlak Muslim yang baik.

  1. Ilah an-Nas (Ilhin-ns)

Ilah an-Nas berarti "Tuhan Manusia." Dalam konteks Surat An-Nas, ini menyoroti kepercayaan bahwa hanya Allah yang patut disembah dan dijadikan satu-satunya objek ibadah. Dengan mengucapkan "Ilhin-ns" (Tuhan Manusia), kita menyatakan bahwa hanya Allah yang layak menerima ibadah dan taat dari manusia. Konsep ini juga menegaskan bahwa manusia tidak boleh menyekutukan Allah dengan makhluk-makhluk ghaib atau objek-objek lain dalam ibadah mereka.

Tauhid adalah dasar dari akidah Islam, dan keyakinan kepada Allah sebagai Tuhan manusia adalah elemen sentral dari tauhid. Dalam konteks akhlak Muslim, ini berarti bahwa segala tindakan dan perilaku seorang Muslim harus selaras dengan keyakinan ini. Mereka harus menjalani kehidupan yang tunduk kepada Allah saja, menghindari penyekutuan atau penyembahan kepada selain-Nya. Akidah ini membentuk akhlak yang mencakup kesederhanaan, kejujuran, ketulusan, dan ketakwaan.

Dengan demikian, ketiga konsep dalam Surat An-Nas tersebut, memainkan peran penting dalam membentuk akidah sebagai landasan akhlak Muslim. Keyakinan kepada Allah sebagai Pencipta, Raja, dan Tuhan manusia memotivasi Muslim untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan ketakwaan, kejujuran, dan integritas, yang merupakan landasan dari akhlak yang baik dalam Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun