Mohon tunggu...
Rizkia Nur Amina
Rizkia Nur Amina Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hobi bermain bola voli

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karakter Siswa di Saat Pandemik Covid-19

27 Desember 2022   07:50 Diperbarui: 27 Desember 2022   07:53 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah 2 tahun lamanya pandemi Covid-19 berlangsung dan selama itu pula para siswa menjalani proses pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 yang meluas di lingkungan sekolah. Segala aktivitas pembelajaran dilakukan dari rumah melalui media digital tanpa proses tatap muka antara guru dan siswa. Guru sebagai pendidik dan tauladan bagi para siswa di sekolah, kini memiliki tantangan baru dalam memberikan materi, dorongan moral serta akhlak kepada para siswa melalui proses pembelajaran jarak jauh (PJJ). Secara akademis kegiatan pembelajaran masih dapat dilakukan melalui media digital, namun bagaimana dengan pendidikan karakter para siswa?.

Dalam ayat al-Qur'an dijelaskan betapa pentingnya pendidikan karakter atau pendidikan akhlak bagi seorang anak, seperti ayat berikut: "Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri (Q.S. Luqman ayat 17-18)".

Pendidikan karakter merupakan salah satu tujuan penting dari Pendidikan Nasional Indonesia. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab. Hal tersebut menjelaskan bahwa tujuan pendidikan tidak hanya mencerdaskan siswa secara akademik atau intelektual, namun juga mencetak generasi yang cerdas secara spiritual dan emosional yakni berakhlak, bermoral dan berkarakter sesuai nilai, norma dan ajaran agama.

Semenjak pembelajaran jarak jauh (PJJ) berlangsung intensitas perjumpaan guru dan siswa menjadi berkurang dan komunikasi hanya melalui media digital sehingga transfer pendidikan karakter dari guru kepada siswa menjadi kurang maksimal. Ditambah pembelajaran jarak jauh (PJJ) mengharuskan siswa untuk terhubung dengan layanan internet yang menyajikan beragam informasi baik positif maupun negatif. Siswa yang tidak siap dengan derasnya informasi dari internet berpotensi terpapar konten-konten negatif dan penyalahgunaan media digital yang dapat merusak karakter siswa, seperti terjadinya kasus bullying, pornografi, kecanduan game online, dan lain-lain. Selain itu sifat kecanduan berselancar di dunia maya dikhawatirkan dapat membentuk karakter siswa menjadi pribadi yang konsumtif, malas berpikir, minim kreativitas, daya juang rendah, dan kurang bertanggung jawab.

Sebagai upaya penanaman pendidikan karakter atau akhlak siswa, para guru dapat merumuskan materi-materi pendidikan karakter untuk siswa seperti memberikan tugas birul walidain sebagai bentuk penguatan karakter kemandirian (life skill), membangun empati dan tanggung jawab serta membentuk karakter berbakti kepada orang tua. Menyediakan lembar aktivitas sholat dan mengaji sebagai upaya memantau aktivitas ibadah para siswa di rumah. Memberikan layanan konsultasi sebagai upaya dalam membantu menangani kondisi atau permasalahan yang dialami siswa dan orang tua. Serta memfasilitasi layanan webinar parenting yang diberikan secara berkala oleh pemateri-pemateri terbaik sebagai upaya meningkatkan kualitas pola asuh orang tua dalam mendidik anak.

Semua upaya, tugas dan materi pendidikan karakter yang telah dirangkai sedemikian rupa pastinya membutuhkan dukungan, pengawasan dan kerjasama dari orang tua. Sebab orang tua ataupun keluarga memiliki peranan yang amat besar dalam pembentukan karakter anak terlebih dimasa pandemi Covid-19 saat ini yang menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di rumah masing-masing. Anak-anak memiliki banyak waktu di rumah sehingga menjadikan orang tua sebagai pendidik yang utama dalam mengembangkan potensi anak dan membentuk karakter anak. Dengan demikian kolaborasi yang baik antara guru dan orang tua dapat menjadi sebuah solusi dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan (kecerdasan intelektual) dan membentuk karakter kepribadian (kecerdasan spiritual dan emosional) siswa di masa pandemi Covid-19.

Sekolah meyakini bahwa pandemi Covid-19 bukan penghalang dalam mendidik dan membentuk karakter siswa. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan memberikan petunjuk serta kemudahan bagi kita dalam mendidik dan membimbing putra dan putri menjadi generasi yang solih dan soliha, serta memiliki akhlak yang terpuji seperti baginda Rasulullah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun