Baru-baru ini, Kota Malang kembali dilanda banjir akibat hujan deras yang mengguyur selama beberapa hari. Dalam beberapa tahun terakhir, bencana banjir seolah menjadi tamu rutin yang datang setiap musim hujan. Pada bulan Juni 2024, sembilan titik di Kota Malang tergenang air, merusak infrastruktur dan mengakibatkan banyak kerugian. Melihat frekuensi dan dampaknya, sudah saatnya kita bertanya: apakah kita hanya akan berdiam diri dan menunggu banjir berikutnya, atau kita akan mulai mencari solusi jangka panjang?
 1.Infrastruktur dan Drainase yang Tidak Memadai
Salah satu penyebab utama banjir di Kota Malang adalah infrastruktur drainase yang tidak memadai. Banyak saluran air yang tersumbat oleh sampah atau tidak mampu menampung debit air yang tinggi saat hujan deras. Ini diperparah dengan pembangunan yang tidak terencana di daerah-daerah rawan banjir. Jalan Taman Siswa di Kelurahan Purwantoro adalah contoh nyata di mana dinding pagar rumah jebol akibat derasnya aliran air.
Membangun infrastruktur yang lebih baik dan memperbaiki sistem drainase adalah langkah mendesak yang harus diambil. Namun, ini membutuhkan komitmen dan investasi besar dari pemerintah daerah serta kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Kota Malang membutuhkan perencanaan urban yang lebih baik, termasuk pengembangan sistem drainase yang mampu menangani peningkatan volume air selama hujan deras. Proyek ini tidak hanya membutuhkan alokasi dana yang besar tetapi juga waktu yang cukup lama untuk implementasinya. Oleh karena itu, perencanaan harus dimulai segera dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat setempat, untuk memastikan bahwa solusi yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lapangan.
2. Pentingnya Penghijauan dan Pelestarian Alam
Berkurangnya daerah aliran sungai di Kota Malang juga menjadi penyebab terjadinya banjir mengubah ruang hijau menjadi kawasan pemukiman atau komersial  mengurangi kemampuan tanah dalam menyerap air hujan Jika air hujan tidak cukup meresap maka akan cepat mengalir  ke saluran air dan meluap program penghijauan perkotaan dan perlindungan hutan di daerah hulu harus diprioritaskan menanam pohon di daerah rawan banjir dapat membantu menahan air dan mengurangi risiko banjir Selain itu, kegiatan konservasi perlu diperkuat untuk menjamin kelestarian daerah aliran sungai untuk menjaga ekosistem yang mampu menyerap dan mengasimilasi air hujan secara efektif, pengelolaan ruang terbuka hijau dan perlindungan hutan di  sekitar Kota Malang harus diperkuat
3. Pendidikan dan Partisipasi Masyarakat
Pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang dampak perilaku mereka terhadap lingkungan tidak boleh diabaikan. Kampanye yang mendorong warga untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga kebersihan saluran air dapat memberikan dampak positif. Partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar mereka adalah kunci dalam upaya pencegahan banjir.
Pendidikan lingkungan harus menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah di Kota Malang. Dengan menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini, kita dapat menciptakan generasi yang lebih peduli terhadap lingkungan dan lebih bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan dan kelestarian alam. Selain itu, program-program edukasi untuk masyarakat umum, seperti lokakarya dan seminar tentang manajemen lingkungan, juga dapat membantu meningkatkan kesadaran dan partisipasi warga dalam upaya pencegahan banjir.
4. Tindakan Pemerintah dan Kerjasama Antar Lembaga