Mohon tunggu...
Rizki Anisa Auliani
Rizki Anisa Auliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyukai hal baru dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

penerapan Paradigma Integrasi di bidang Ekonomi dalam Nilai Epistemologi

22 Desember 2024   22:50 Diperbarui: 22 Desember 2024   22:50 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Paradigma integrasi merupakan konsep perpaduan disiplin ilmu yang menghasilkan pemahaman lebih utuh pada fenomena sosial. Disini kita akan membahas mengenai penerapan paradigma integrasi dalam ilmu sosial khususnya di bidang ekonomi dengan melibatkan nilai epistemologi. Sebelum membahas penerapan integrasi, kita akan membahas apa sih yang dimaksud ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana manusia membuat pilihan dalam menghadapi kelangkaan atau membuat keputusan mengenai sumber daya yang terbatas untuk memenuhi keinginan. Nah setelah mengetahui apa itu ilmu ekonomi, kita akan lanjut membahas tentang penerapan paradigma integrasi di bidang ekonomi.

Penerapan paradigma integrasi dalam ilmu sosial khususnya di bidang ekonomi merupakan pendekatan yang menggabungkan berbagai sudut pandang agar mudah memahami dan menyelesaikan masalah tentang fenomena ekonomi. Contoh dari fenomena ekonomi yaitu menyatukan prinsip ekonomi dengan nilai moral dan spiritual yang bertujuan untuk menyelesaikan semua masalah ekonomi yang ada. Pendekatan menyeluruh yang menggabungkan aspek etika dengan praktik ekonomi dan mendorong keadilan sosial berkelanjutan juga termasuk ke dalam integrasi di bidang ekonomi seperti yang akan kita bahas sekarang. Dalam hal ini nilai epistemologi berperan penting dalam membentuk dan membangun pemikiran mengenai cara kita memandang dan menganalisis masalah ekonomi yang bermunculan.

1.Bayani.

Konsep bayani berfokus pada pengetahuan yang berasal dari teks dan tradisi yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan hadits untuk menghasilkan keputusan ekonomi. Dalam nilai ini juga mengandung arti pendekatan yang mengutamakan kunci mencapai kesuksesan ekonomi seperti keberanian dan tindakan inisiatif seseorang dalam menghadapi masalah atau tantangan ekonomi. Contohnya seperti larangan riba dan prinsip keadilan sosial yang termasuk dari landasan praktik ekonomi sesuai dengan ajaran islam. Al-Qur'an yang menjelaskan ekonomi ada di dalam surat Al-Baqarah ayat 282 yang menjelaskan tentang pentingnya memberikan kejelasan dan transparansi dalam transaksi ekonomi, contohnya seperti pencatatan piutang. 

2.Burhani. 

Nilai epistemologi bayani merujuk pada pendekatan menggunakan akal dan empirisme. Konsep bayani juga berhubungan dengan pengetahuan atau argumen yang di dapat dari pembelajaran dan pengalaman dengan cara pengambilan data dan metode ilmiah analisis agar dapat memahami, mengambil keputusan ekonomi yang tepat bijaksana dan juga menerapkan prinsip ekonomi islam. Contohnya, agar para ekonom menghasilkan solusi yang adil dan berkelanjutan bagi masyarakat, mereka harus menggabungkan data empiris dengan prinsip moral yang ada. Dalam konteks burhani memungkinkan penafsiran Al-Qur'an yang lebih dinamis. Pendekatan ini juga lebih tekstual dengan membantu rekonstruksi pemikiran ekonomi islam yang berlaku dengan seiring berkembangnya zaman.

3.Irfani. 

Konsep nilai irfani merujuk pada pengetahuan yang mendalam dan naluriah tentang fenomena ekonomi dengan mengaitkan nilai moral dan menghasilkan keputusan ekonomi. Hal ini berarti perlu adanya pengetahuan yang luas, pemahaman mendalam, dan mempertimbangkan nilai spiritual dan etika agar dapat merespon atau mengambil setiap keputusan sesuai dengan situasi ekonomi. Contohnya dalam pengambilan keputusan investasi kita tidak hanya memikirkan keuntungan finansial semata, tetapi juga memikirkan dampak sosial dan lingkungan. Aspek Irfani juga berguna untuk menegakan sistem perekonomian yang adil dan berkelanjutan, menghasilkan keseimbangan antara dunia dan akhirat serta memastikan aktivitas ekonomi tidak hanya terfokus pada keuntungan materi tetapi juga pencapaian taqwa manusia kepada Allah. 

Dengan menerapkan integrasi, ekonomi menjadi lebih fleksibel dan adaptif terhadap kemajuan dalam dunia kerja dan masyarakat. Integrasi ini juga menawarkan pendekatan yang inovatif dalam memahami dan menyelesaikan masalah atau tantangan yang muncul di bidang ekonomi dengan melibatkan berbagai ilmu yang mencakup nilai epistemologi. Dalam konteks epistemologi sendiri paradigma mengaku bahwa sumber pengetahuan itu berasal dari Allah dan pengalaman manusia, maka dari itu dapat menghasilkan kebenaran yang lebih komprehesif. Dengan menggunakan paradigma ini dapat menghasilkan sistem ekonomi yang lebih adil, sesuai dengan prinsip moral, dan berkelanjutan seperti yang diajarkan oleh agama islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun