Menurud pengamatan penulis, kriteria resiko dari kejadian ini adalah resiko residual, karena resiko yang akan muncul akan tetap ada bahkan setelah dilakukannya penanganan resiko.
Analisis resiko dari perspektif manajemen risiko
Kepemimpinan dan komitmen
Pemerintah berencana akan memberikan penghargaan berupa kenaikan pangkat bagi prajurit Hiu Kencana dan personil KRI Nanggala-402 yang telah gugur. Serta rencana untuk mengevakuasi jenazah para awak dari titik hilangnya kontak kapal terakhir yang di perkirakan jadi tempat tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402.
Desain
Konteks eksternal dari kejadian ini diduga berasal dari faktor oseanografi maupun hidrografi dari lingkungan/alam yang tidak mendukung serta cuaca dan alam di wilayah tersebut. Kesulitan dan terganggunya jarigan yang menyebabkan kapal KRI Nanggala-402 yang tidak bisa di hubungi.
Konteks internal dari kejadian ini belum dapat di pastikan karena menurut ali “ tugas berlayar yang sudah diarungi kapal selam tersebut sudah bertahun-tahun dan tidak pernah ada masalah sebelumnya”.
Evaluasi
Dalam menyimpulkan setiap permasalahan rencana yang telah di kemukakan, perlu dilakukan secara transparan agar keluarga dari pihak korban dapat mengetahui perkembangan dari proses pengangkatan dan evakuasi dari awal kapal tersebut.
Perbaikan
Setelah mengetahui dampak dan resiko dari tragedy tersebut perlu diberlakukan perbaikan dan pengecekan di setiap kapal lain untuk mengurangi resiko yang sama terulang kembali. Dengan meningkatkan kekuatan dari sturktur badan kapal, performa mesin, dan teknologi kapal yang akan di gunakan untuk Latihan TNI AL agar mampu menghadapi tekanan air laut yang tinggi, serta mampu memahami terlebih dahulu kondisi air laut sebelum melakukan latihan dan memungkinkan utnuk melakukan penyelamatan atau tidak. Karena faktor alam sangat sulit di prediksi keakuratannya.