Mohon tunggu...
Rizki Amalia Putri Hidayat
Rizki Amalia Putri Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Yogyakarta

Mahasiswa Sastra dan Bahasa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Resensi Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

2 Oktober 2024   01:15 Diperbarui: 2 Oktober 2024   19:03 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/search?sca_esv=27025616407fa788&sca_upv=1&q=kapal+van+der+wijck&udm=2&fbs=AEQNm0CTI4ghiYmMI-A67QciKvwhlOZFbcV-vhbETjmSapF-pmpA-

Kelebihan

Novel ini unggul karana dapat memberitahu pembaca mengenai adat yang ada di Tanah Minang dan kehidupan masyarakat di Padang Panjang. Gaya Bahasa yang lebih memilih diksi kata daerah Minang menjadi daya tarik tersendiri dan menambah wawasan baru bagi pembaca. Selain itu, novel ini dapat menjadi referensi mengenai interprestasi perjuangan, kesabaran, dan bagaimana cara untuk
bangkit kembali.

Kekurangan
Novel ini memiliki beberapa kekurangan terkhusus dalam gaya bahasa. Pengangkatan bahasa daerah yakni minang kurang relevan jika dibaca oleh semua kalangan. Karakter novel juga terlalu saklek dengan adat karena terlalu memandang status, adat dan pangkat yang menenggelamkan nilai kemanusiaan, manusia yang berhak mendapat mendapat cinta, pengakuan, dan keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun