Mohon tunggu...
Rizki Alfathi
Rizki Alfathi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Mereview film, teknologi, gadget, novel, dll

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film The Medium, Film Horor Anti Mainstream Pada Tahun 2021

24 Januari 2024   09:12 Diperbarui: 24 Januari 2024   12:01 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster The Medium (detik.net.id)

      Seiring dengan perkembangan zaman, industri perfilman mengalami perkembangan yang pesat dari mulai CGI, visual dan genre. Termasuk film dengan genre horor. Film dengan genre horor adalah salah satu genre film yang paling populer di dunia, terutama di Indonesia. Pasalnya film dengan genre horor mampu membangkitkan adrenalin penonton dari rasa tegang hingga kaget. Namun, pernah kah kamu meras bosan  menonton film horor?

     Film horor saat ini banyak disajikan dengan visual yang bagus, cinematografi yang apik tetapi kebanyakan film horor saat ini memiliki cerita yang monoton. Alur ceritanya terlalu mainstream dan ceritanya mudah ditebak. Sehingga membuat saya bosan dan kurang menikmati isi film yang disajikan. hanya hitungan jari film horor yang bisa saya katakan bagus dengan cerita yang bagus. Salah satu film tersebut berasal dari Negeri Gajah Putih berjudul The Medium.
   
      Pasalnya film ini menggunakan sudut pandang orang pertama atau kameramen yang membuat suasana film terasa sangan nyata. Film ini di garap oleh studio GDH 559 dan disutradarai oleh 2 sutradara terkenal yaitu Na Hong-jin sutradara asal Korea yang pernah menyutradarai film The Wailing dan Banjong Pisanthanakun sutradara asal Thailand yang pernah menyutradarai film Pee Mak.

     Bercerita tentang tim dokumenter yang sedang mendokumentasikan keseharian dari dukun Thailand bernama Nim di kawasan Isan Thailand. Permasalah mulai memanas ketika Mink , keponakan Nim, mulai menunjukkan tanda-tanda yang dirasakan Nim, serta kakaknya Noi , ketika hendak dimasuki roh Ba Yan. Hal itu membuat tim dokumenter ingin menyaksikan secara langsung proses mistis yang disebut terjadi turun temurun dalam keluarga Nim.

     Film ini dikemas dengan rapi dari awal, klimaks, hingga ending. Film ini memiliki alur cerita yang lambat sehingga membuat saya sedikit bosan di awal film. Beberapa hal yang penting akan mudah terlewat atau terabaikan jika tak fokus atau mengalihkan perhatian dari dialog di bagian alur lambat tersebut. Sehingga memaksa penonton untuk fokus agar bisa memahami jalan cerita dari film ini.

     Ritme film mendadak menjadi cepat ketika film sudah sampai pada 50 menit terakhir. Di 50 menit terakhir ini penonton seakan tak diberi jeda waktu untuk istirahat. Mulai dari jumpscare, hingga sesuatu yang menyeramkan sekaligus menjijikan ditunjukan satu persatu tanpa henti.

     Akting para pemerannya juga sangat bagus dan natural terutama Narilya Gulmongkolpech sebagai Mink yang mengubah sifat karakternya secara drastis dari wanita normal menjadi wanita yang kerasukan roh jahat sangat membekas di pikiran saya.

     Karena konsep film ini mengususng konsep dokumenter, ada beberapa scene yang kurang enak dilihat seperti kamera yang bergoyang, sampai angel yang kurang pas. Begitu pula banyak pertanyaan yang muncul usai menyaksikan film ini. Beberapa adegan seolah tak dieksplorasi atau dijelaskan lebih lanjut. Tapi diluar itu film ini sangat baik untuk dinikmati.

     Film ini memiliki nilai 6.2 di IMDB dan 7.2 di Rotten Tomatoes. Namun, bagi saya film ini memiliki nilai 9. Film ini dianugerahi Penghargaan Bucheon Choice Features 2021 sebagai Film Terbaik dalam Bucheon International Fantastic Film Festival, di Bucheon, Korea Selatan, dan meraih hadiah 20 juta.

      Film The Medium mengandung banyak adegan kekerasan dan kekejaman sehingga diklasifikasikan untuk orang dewasa 17 tahun ke atas. Untuk anda yang masih belum memenuhi kriteria umur, sangat tidak disarankan untuk menonton film ini.

     Itulah review singkat mengenai film The Medium yang bisa dijadikan sebagai referensi hiburan. Saya berharap sutradara Na Hong-jin dan sutradara Banjong bisa bekerja sama kembali membuat sekuel dari film The Medium atau film yang serupa dengan Film ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun