Kebumen - Semakin lamanya wabah virus Covid-19 menyerang Indonesia, maka akan semakin banyak varian baru yang lebih berbahaya. Protokol kesehatan semakin digencarkan pemerintah untuk selalu ditaati masyarakat, dari yang awalnya 3M menjadi 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Selain itu penggunaan masker lebih diperketat dengan menggunakan masker double yaitu masker medis di dalam ditambah dengan masker kain di luar. Sekitar Bulan Juli terjadi lonjakan kasus yang tinggi dan mengakibatkan semua fumah sakit penuh ditambah dengan semakin langkanya pasokan tabung oksigen.
"Kebanyakan Covid-19 menyerang laki-laki dengan berat badan yang berlebihan, karena hampir kebanyakan yang meninggal laki-laki yang dengan berat badan berlebihan yang kemudian ditambah juga dengan adanya komorbid (penyakit penyerta)." Ungkap Dokter Damar selaku dokter penyintas Covid-19.
Sebagai penyintas Covid-19 yang pernah mendiami kamar isolasi, Saya melihat banyak sekali pasien yang meninggal akibat wabah ini. Selain itu, Saya dirawat bersama Ibu Saya, dimana beliau memiliki komorbid berupa diabetes, kolestrol, dan jantung bengkak. Ibu Saya merupakan salah satu penyintas Covid-19 yang mengalami gejala berat, dimana seluruh organ dalam terserang virus ini, dari mulai paru-paru sampai otak. Hal ini dibuktikan dengan adanya halusinasi yang terjadi pada Ibu Saya serta tidak sadar kalau sedang dirawat di rumah sakit. Selain itu Ibu Saya dirawat selama satu bulan lebih, karena proses pemulihan yang lambat. Saya masih bersyukur bisa merawat Ibu Saya dan beliau diberikna kesembuhan. Selain proses pemulihan yang lama dokter menyarankan jagar Ibu Saya mendapat donor plasma konvalesen. Bagi para lansia yang memiliki komorbid akan mudah sekali untuk virus Covid-19 menyerang terutama bagian paru-paru dan otak. Saya sangat berharap agar masyarakat untuk tidak menganggap remeh virus Covid-19 dan tetap patuhi protokol kesehatan dengan baik untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang terdekat
