Mohon tunggu...
RIZKI AMANDA NESSA
RIZKI AMANDA NESSA Mohon Tunggu... Lainnya - Kuat, yakin, bisa

Nice

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Permasalahan Terkait UMKM Roti Bakar Khas Bandung

9 September 2021   22:39 Diperbarui: 9 September 2021   22:38 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Ibu Sugeng (Dokpri)

Virus Corona menjalar di Indonesia dimulai pada tahun 2020. Sejak diumumkannya pandemi ini, masyarakat yang terindikasi virus corona melesat cepat. Pusat karantina penuh akan pasien terpapar virus corona. Disamping itu, cadangan masker, tabung oksigen yang kian menipis, dan obat vitamin pun menjadi langka. Pandemi yang tidak terduga akan masuk di Indonesia begitu berdampak pada kehidupan masyarakat. Adanya sura yang dikeluarkan oleh presiden untuk menganjurkan menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Selain itu, masyarakat diimbau membawa perlengkapan tambahan seperti hand sanitizer, memakai masker dan menjaga kebersihan masing-masing individu.

Presiden Jokowi mengambil langkah untuk dilakukannya PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar daripada karantina wilayah. Alasan dilakukan karantina wilayah adalah kebutuhan dan biaya masyarakat ditanggung oleh pemerintah pusat. Suatu wilayah yang anggaran kehidupannya besar maka besar pula biaya tanggungan pemerintah terhadap wilayah tersebut. Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 21 Tahun 2020 yaitu untuk pembatasan wilayah karena wabah penyakit, daerah harus mendapat penetapan dari Kementerian Kesehatan. Pembatasan Skala Terbesar ini lebih ke level provinsi dan kabupaten/kota.

Apa kabar untuk masyarakat? Masyarakat cukup menderita di kala pandemi. Entah itu pendapatan yang menurun, di PHK dari pekerjaan, dan lebih jahatnya lagi usaha mereka gulung tikar. Dampak terbesar Pandemi Covid-19 bagi masyarakat terdapat pada bidang ekonomi. Ekonomi adalah hal yang sangat krusial bagi negara. Ekonomi sangat dibutuhkan untuk membangun suatu negara. Ekonomi negara ini berasal dari pasar yang menyediakan kebutuhan masyarakat, usaha-usaha mikro dan makro dari beberapa orang. Berbagai usaha kecil apapun dapat membantu perekonomian negara. Maka dari itu, dilakukan beberapa terobosan terbaru untuk menanggulangi penurunan ekonomi di negera tercinta kita ini.

Proses pembuatan Roti Bakar khas Bandung (Dokpri)
Proses pembuatan Roti Bakar khas Bandung (Dokpri)

Untuk lebih mengetahui dampak pandemi terhadap usaha yang ada di masyarakat, saya melakukan riset kepada salah satu pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM. Beliau adalah Ibu Sugeng, pemilik usaha Roti Bakar khas Bandung. Menyediakan berbagai varian rasa seperti cokelat, pisang, green tea, strawberry, bahkan bisa di mix. 

Tekstur roti lembut dan tingkat kematangan yang sempurna dan renyah ini sangat digemari oleh semua kalangan. Harga yang terjangkau dan cukup di kantong serta tempat penyajian cukup bersih. Bermodalkan gerobak yang disusun sedemikian rupa, Ibu Sugeng melayani pesanan mulai pukul 17.00 WIB hingga 23.00 . 

Berlokasi di pinggir jalan utama dekat dengan cafe anak muda dan lapangan tenis sehingga ramai dengan lalu lalang masyarakat serta berdekatan dengan kantor pemerintahan Kota Probolinggo. UMKM selain membantu ekonomi negara juga menyejahterakan keluarga kecil pemilik usaha. 

Berawal dari niat Ibu Sugeng untuk usaha ini yang dimulai sejak tahun 2005. Selain usaha Roti Bakar ini, Ibu Sugeng pun melayani jahitan pakaian sejak tahun 1985 di kediaman beliau tepatnya di Jalan Merpati. Jahitannya berupa pakaian dewasa maupun anak-anak pun beliau layani. Beliau tidak melayani jahitan celana karena kesulitan saat menggambar polanya. "Kalo celana saya gak terima pesanan mbak, susah gambar ukurannya," tutur Ibu Sugeng. Pendapatan dari usaha menjahitnya ini cukup untuk kebutuhan keluarganya.

Ibu Sugeng menuturkan bahwa selama pandemi ini mengalami beberapa masalah.  Salah satunya adalah menurunnya jumlah pendapatan usaha. Diberlakukan PSBB hingga PPKM level 4 beberapa bulan belakangan ini. Masyarakat diharuskan untuk tetap berada di rumah demi mengurangi penyebaran virus corona varian terbaru. 

Oleh sebab itu, pelanggan Ibu Sugeng berkurang dan beliau menuturkan juga bahwa pernah ada pembubaran secara massal kepada para usaha yang ada di pinggir jalan. Seluruh jualan diharap tutup dan membukanya di keesokan hari. Hal itu pula yang membuat pelanggan beliau berkurang sejak pandemi.  

Tidak berhenti disitu, beliau menggunakan cara agar pelanggannya bisa memesan tanpa datang ke outletnya dengan melalui aplikasi Gojek. Selain mudah juga efisien karena kita sekarang hidup di zaman teknologi 4.0 yang harus memanfaatkan teknologi untuk masa depan. Ibu Sugeng pula menjelaskan bahwa pelanggan terkadang memesan roti ini paling banyak tiga hingga empat. Dengan adanya itu, saya berpendapat bahwa roti ini sangat khas rasanya dan juga menjadi langganan ibu dan bapak saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun