Mohon tunggu...
Rizki fajar ferdiansyah
Rizki fajar ferdiansyah Mohon Tunggu... Penegak Hukum - ahlan wa sahlan

Men sana in corporesano

Selanjutnya

Tutup

Nature

Wisata Literasi Hutan Pinus dengan Pemanfaatan Digitalisasi oleh KKN Kelompok 7 UNEJ

3 Maret 2022   23:58 Diperbarui: 4 Maret 2022   09:45 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LUMAJANG - Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember tahun akademik 2021/2022 yang diselenggarakan pada tanggal 5 januari 2022 sampai 18 februari 2022 cukup berbeda dengan KKN sebelumnya. Bedanya, pada program kali ini fokus pada peristiwa pilu pasca erupsi gunung Semeru yang ada di Lumajang. Bertemakan KKN-Tematik Kolaboratif Peduli Semeru, Universitas Jember khususnya pihak LP2M menggait dua sasaran, yakni pada masyarakat dan menjadi relawan peduli Semeru bagi penyintas. KKN Tematik yang diusung oleh Universitas Jember meliputi 4 tema, yakni Literasi, Stunting, Sanitasi, dan Kewirausahaan. Dalam keberlangsungan program KKN, mahasiswa sejumlah  376 dari berbagai fakultas terbagi menjadi 15 kelompok. Terdapat salah satu kelompok yang berkedudukan lebih dekat dengan lokasi Posko Bencana yakni kelompok 7 yang berada di Dusun Krajan.

 "ya betul,  kelompok kami lebih dekat dengan posko bencana yang terletak di Dusun Krajan, kurang lebih 100 meter dari kediaman kami" Ujar Annisa Ketua Kelompok 7.

Dalam kegiatannya, kelompok 7 memilih dua dari empat tematik yang ada yaitu Literasi dan Sanitasi. Pada tema Literasi kelompok 7 KKN-T membuat program mengenai wisata literasi di Hutan Pinus Dusun Krajan. Pemanfaatan Hutan Pinus sebagai Kawasan Wisata Alam Literasi di Desa Penanggal adalah untuk memberikan informasi pengetahuan kepada masyarakat sekitar serta wisatawan tentang hutan pinus beserta manfaat dari pohon pinus itu sendiri. Sehingga masyarakat mampu memanfaatkan potensi wisata sekaligus edukasi yang ada di Dusun Krajan berupa hutan pinus yang dapat dimanfaatkan sebagai caf bernuansa alam yang terdapat unsur literasi di dalamnya. Unsur literasi yang terdapat di dalam hutan pinus diantaranya penamaan tanaman, pemasangan QR Code pada tanaman, pengadaan papan informasi tanaman serta penataan ulang konsep cafe. 

Nampak beberapa siswa SDN 01 Penanggal melakukan scanner tumbuhan ( foto : MF/mufid )
Nampak beberapa siswa SDN 01 Penanggal melakukan scanner tumbuhan ( foto : MF/mufid )

Penamaan tanaman yang ada di hutan pinus memiliki unsur digitalisasi dengan melampirkan QR Code di papan nama tanaman tersebut. Barcode yang terdapat di papan kemudian di scan yang akan langsung terkoneksi ke link website kelompok 7. Informasi yang terdapat di dalamnya mengenai gambar, klasifikasi, deskripsi dan manfaat tanaman tersebut. Terdapat beberapa tanaman yang di sematkan barcod seperti pinus, pakis raja, mahoni dan masih banyak yang lain. Dengan adanya pemasangan barcode ini maka informasi atau gambaran mengenai tanaman tersebut ditampilkan lebih cepat dan efisien. 

Gambar diatas merupakan QR code yang disematkan pada salah satu tumbuhan ( foto : MF/mufid )
Gambar diatas merupakan QR code yang disematkan pada salah satu tumbuhan ( foto : MF/mufid )

Tak cukup sampai disitu kelompok 7 juga melakukan pengadaan papan informasi di kawasan wisata hutan pinus, yang betujuan menjadikan media sebagai sarana penyampaian informasi kepada masyarakat. Informasi yang dibagikan melalui papan informasi yaitu mengenai pertumbuhan pinus, produksi getah pinus dan herbarium. Herbarium sendiri merupakan suatu kumpulan spesimen tumbuhan yang telah dikeringkan. Terdapat 2 herbarium yang dibuat yaitu bagian daun dan biji pinus, kedua bagian tersebut kemudian dikeringkan dan kemudian dimasukkan kedalam figura. Pembuatan herbarium memiliki manfaat yaitu sebagai bahan rujukan alat bantu identifikasi, media penelitian dan alat peraga ketika pembelajaran. Upaya tersebut dilakukan sebagai bentuk akses edukasi kepada pengunjung yang datang ke caf. 

    Proses pengerjaan wisata literasi tersebut tentu saja membutuhkan tenaga dan waktu yang cukup lama yakni kurang lebih 3 minggu terhitung dari tanggal 25 Januari hingga 16 Februari, mulai dari pemilihan tempat hingga pematangan konsepan yang akan di garap. 

" karena memang pada tahap awal kami melakukan survey tempat terlebih dahulu dengan menemui beberapa pihak terkait seperti pihak Perhutani dan pak Bejo sebagai penjaga hutan pinus, untuk proses selanjutnya adalah merancang konsep agar dapat terealisasi dengan baik" lanjut Annisa salah satu anggota kelompok 7.

Adanya pembaharuan konsep caf diharapkan dapat menarik lebih banyak minat wisatawan sehingga dapat meningkatkan perekonomian desa. Pembaharuan yang dilakukan diantaranya membuat plang keluar-masuk dan selamat datang, spot foto, pembuatan tempat duduk dengan memanfaatkan ban bekas, pembuatan jalur di dalam kawasan hutan pinus dan penataan kembali tanaman. Pembuatan plang bertujuan agar masyarakat yang berkunjung atau melintas dapat melihat dan menyadari adanya tempat wisata hutan pinus sehingga diharapkan para masyarakat yang melintas memiliki rasa ketertarikan untuk datang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun