Mohon tunggu...
Rizki Rana Kusumah
Rizki Rana Kusumah Mohon Tunggu... Lainnya - -

cogito ergo sum.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Indonesia Menuju Revolusi Industri 4.0, Dapatkah Pendidikan Vokasi Menjawab Tantangan Ini?

3 September 2020   21:39 Diperbarui: 3 September 2020   21:35 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki Revolusi Industri 4.0, Indonesia mendapat tantangan untuk menghadapi perubahan dalam berbagai sektor. Bahkan negara ini siap menyambut hal tersebut dengan Making Indonesia 4.0, yakni sebuah roadmap (peta jalan) yang terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi dalam memasuki era Revolusi Industri 4.0. Roadmap tersebut telah diluncurkan oleh pemerintah Republik Indonesia pada bulan April 2018. 

Revolusi Industri 4.0 tidak lagi menuntut pada persaingan antartenaga kerja manusia, melainkan dengan penguasaan teknologi. Dengan bermunculannya teknologi baru dalam dunia sains serta meningkatnya kecerdasan buatan, diperkirakan akan mematikan peran manusia di dalam sebuah industri atau perusahaan. 

Era ini menghasilkan perubahan yang super cepat, hampir semua bidang konvensional digantikan oleh sistem baru dengan menawarkan kemudahan, praktis, dan pelayanan prima.

Munculnya Revolusi Industri 4.0 menjadikan segalanya serba digital, sistem konvensional pun kian jauh tertinggal. Pembelian barang dengan cara tatap muka mulai tergeser dengan adanya aplikasi e-commerce dan semua yang berbau Internet of Things (IoT) semakin berkembang. 

Semua serba mudah dan canggih, dengan hanya berdiam diri  yang diinginkan akan berdatangan. Apabila Revolusi Industri 4.0 sudah menguasai, tenaga manusia akan digantikan oleh mesin. Timbul sebuah pertanyaan, bagaimana nasib lulusan pendidikan vokasi yang  notabene disiapkan untuk bekerja?

Revolusi Industri 4.0 adalah upaya transformasi untuk meningkatkan efisiensi pada setiap rantai nilai dengan mengintegrasikan kemampuan digital dan lini produksi di industri yang mengacu pada peningkatan otomatisasi, komunikasi machine-to-machine dan human-to-machine, artificial intelligence, dan pengembangan teknologi berkelanjutan pada industri. Tuntutan itu tak dapat dihindarkan, tetapi harus disambut dengan mempersiapkan diri semaksimal mungkin dalam menyambut era tersebut.

Salah satu upaya perbaikan kompetensi tenaga kerja adalah melalui pendidikan dan pelatihan vokasi. Sekolah vokasi menjadi program pendidikan dan pelatihan bagi para siswa-siswi maupun mahasiswa-mahasiswi agar memiliki keahlian khusus di bidang yang ditekuninya sehingga nantinya dapat melahirkan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu bersaing. Namun ketersediaan lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi yang ada saat ini masih belum memadai dari sisi kuantitas maupun kualitas. 

Anggaran untuk pelatihan vokasi masih rendah, alat-alat yang digunakan untuk pelatihan sudah jauh tertinggal dari perkembangan industri, kurikulum tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh industri, belum lagi paradigma masyarakat yang masih sering menempatkan pendidikan vokasi sebagai nomor dua setelah pendidikan akademik.

Dengan adanya masalah tersebut, mau tidak mau pemerintah dan seluruh pihak yang terkait harus berbenah. Pemerintah dan sektor swasta harus berkolaborasi dalam pelatihan vokasi yang berkualitas. Pemutakhiran kompetensi pelatihan vokasi harus dilakukan berkala. Sektor swasta harus terlibat dalam penyelenggaraan dan memberikan dukungan anggaran untuk pelatihan vokasi. 

Kurikulum pada pendidikan vokasi juga harus terkoneksi dengan industri layaknya negara-negara maju seperti Korea dan Jerman, sehingga kepentingan industri akan sangat didukung oleh kemajuan kurikulum, pemberdayaan manusia, dan pemberdayaan pendidikan vokasi. 

Selain itu, pemerintah harus lebih proaktif dalam mensosialisasikan pendidikan vokasi kepada masyarakat agar mereka dapat menyesuaikan tipe pendidikan yang selaras dengan passion mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun