Mohon tunggu...
Rizki Ikbal Ardiansyah
Rizki Ikbal Ardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenaikan UKT, Mendorong atau Menghambat Indonesia Emas 2045?

3 Juni 2024   18:30 Diperbarui: 3 Juni 2024   19:09 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam suatu negara. Pendidikan inilah yang mendorong majunya suatu bangsa. Namun, pendidikan di beberapa negara tidaklah diberikan secara cuma-cuma, tetapi harus membayar dengan harga tertentu. Salah satu contoh negara yang memberlakukan hal ini yaitu Indonesia. Indonesia memberlakukan biaya untuk pendidikan tingkat lanjut (PTN). Di Indonesia sendiri, biaya untuk pendidikan biasa disebut UKT.

UKT, atau Uang Kuliah Tunggal, adalah biaya yang dibayar mahasiswa ke universitas setiap semester untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Besarnya UKT ditentukan berdasarkan kemampuan ekonomi mahasiswa dan dihitung dari penghasilan orang tua. Kebijakan UKT mulai berlaku sejak diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 55 Tahun 2013. Biaya UKT ini sudah cukup lama diberlakukan di Indonesia. Namun, baru-baru ini Indonesia sedang digemparkan dengan adanya berita bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengumumkan akan menaikkan UKT di setiap universitas di Indonesia. Tentu hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi mahasiswa seluruh Indonesia, sehingga terjadi berbagai aksi penolakan terhadap kebijakan ini. Hal ini membuahkan hasil, karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan langsung mencabut alias membatalkan kebijakan untuk menaikkan UKT.

Sebagai mahasiswa, tentu kita bertanya-tanya, apa tujuan kenaikan UKT ini? Apakah negara tidak ingin pendidikan merata pada seluruh masyarakat Indonesia? Apakah dengan adanya kenaikan UKT, Indonesia tetap bisa mencapai Indonesia "Emas 2024"?

kenaikan ukt, mendorong atau menghambat Indonesia emas 2045?

Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pendidikan Indonesia berada di tingkat SMA/sederajat sebesar 30,22%. Kedua terbanyak adalah lulusan SD/sederajat, dengan capaian 24,62%. Disusul oleh jenjang sekolah SMP/sederajat sebanyak 22,74%. Sementara perguruan tinggi proporsinya hanya 10,15% pada Maret 2023. Di samping itu, persentase yang tidak tamat SD/sederajat dan belum pernah sekolah cukup tinggi, masing-masing sebesar 9,01% dan 3,25%. Dari sini dapat dilihat bahwa tingkat masyarakat Indonesia yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tidak sampai ¼ dari jumlah penduduk. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, tetapi yang paling utama adalah kendala ekonomi dari masing-masing orang tua mahasiswa.

Masyarakat merasa keberatan akan tingginya biaya yang harus dibayarkan untuk melanjutkan pendidikan. Padahal, hal ini terjadi sebelum diberlakukannya kebijakan kenaikan UKT oleh Kemendikbud. Dapat dibayangkan bagaimana jika kebijakan ini benar-benar diberlakukan, pasti hal ini akan semakin menurunkan tingkat presentase masyarakat Indonesia yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa keluhan oleh teman-teman mahasiswa baru jalur SNBP di beberapa Universitas yang memilih mengundurkan diri karena tingginya UKT yang diberikan.

Pentingnya mempunyai title untuk mendaftar pekerjaan 

Saat ini, keketatan dalam memperoleh pekerjaan semakin kecil sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia. Perusahaan semakin ketat dalam memberikan persyaratan dalam proses penerimaan karyawan. Mayoritas perusahaan mulai memberikan persyaratan pendidikan minimal S1/D3/D4 pada saat perekrutan. Hal ini tentu cukup menyulitkan bagi masyarakat Indonesia yang kebanyakan merupakan lulusan SMA/sederajat. Maka tidak heran jika pengangguran di Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,86 juta orang pada Agustus 2023. Dapat dilihat betapa pentingnya pendidikan tinggi bagi masyarakat Indonesia untuk ke depannya 

Bagaimana Kenaikan UKT Mempengaruhi "Indonesia Emas 2045"?

Pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif. Tentu hal ini harus dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia untuk memaksimalkan produktivitas negara. Namun, jika bonus demografi ini tidak dibarengi dengan peningkatan pendidikan di Indonesia, maka hal ini akan terasa percuma. Negara justru akan menghadapi banyaknya jumlah penduduk tanpa adanya peningkatan pendapatan yang terjadi. Kemiskinan akan terjadi dimana-mana dan tingkat kriminalitas juga akan meningkat.

Dari pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan produktivitas suatu negara. Sedangkan, penentu tingginya tingkat produktivitas merupakan pendidikan. Pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah karena keterbatasan ekonomi. Sehingga, kebijakan menaikkan UKT merupakan penghambat peningkatan produktivitas yang mana juga akan menghambat tercapainya "Indonesia Emas 2045."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun