Aku masih terkurung dalam masa yang sama
Masa di mana api terasa hangatnya di ruang dingin senyap gelap
Masa di mana hujan masih membuat kuyup ladang yang sebelumnya gersang
Masa di mana tuts-tuts hitam putih itu lembab oleh debu karena tak pernah tersentuh tangan
Aku masih terkurung dalam masa yang sama
Masa di mana pekik terdengar nyaring di telinga yang hampir tuli
Masa di mana ucap tak pernah tersampaikan oleh mulut yang terkunci
Masa di mana ruh membayang raga yang bersiap untuk mati
Aku masih terkurung dalam masa yang sama
Aku tetap terkurung dalam masa itu
Tak tahu sampai kapan waktu terhenti, dan menjemputku