Mohon tunggu...
Rizkhi maulana
Rizkhi maulana Mohon Tunggu... Penulis - Akun asli

Rizkhi Maulana alamat Desa Muryolobo Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Essay Bimbingan dan Konseling

6 Desember 2020   20:41 Diperbarui: 6 Desember 2020   21:12 3327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ESSAY
PARADIGMA INTEGRASI BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR
Guna memenuhi tugas mata kuliah
Bimbingan Konseling SD
Dosen pengampu: Naili Rofiqoh, S.Psi., M.Si.
Disusun Oleh: RIZKHI MAULANA (19330000533)
3 PGSD A2
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NADHATUL ULAMA' 2020

PARADIGMA INTEGRASI BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR (SD)
Sekolah Dasar (SD) sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan menghasilkan perkembangan optimal pada setiap individu sesuai dengan kemampuan atau potensinya, minatnya serta nilai sebagai pandangan hidupnya (Nurihsan dan Sudianto: 2005, Prayitno dan Amti: 2001, Depdiknas: 2008). Perkembangan optimal meliputi semua aspek pribadinya yaitu aspek jasmani, intelektual, moral, sosial, serta aspek pribadi lainnya. Aspek kepribadian itu harus memperoleh kesempatan berkembang secara seimbang tanpa ada yang harus diabaikan.
Iklim lingkungan yang kurang sehat ternyata dapat mempengaruhi perkembangan pola perilaku peserta didik yang menyimpang dari moral yang berlaku bagi masyarakat setempat, seperti pelanggaran tata tertib sekolah, pergaulan bebas, merokok, atau terdapat peserta didik yang meminum minuman keras hal itu terjadi karena kurangnya pengawasan dari orang tua dan kurangnya bimbingan dan juga pengarahan dari pendidik di sekolahnya.
Perilaku peserta didik tersebut yang telah dijelaskan di atas tentu  bukanlah perilaku penerus bangsa yang diharapkan, seperti yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003), yaitu: (1) beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendidikan konseling memiliki fungsi pengembangan yang membantu setiap individu untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan fitrahnya (potensi), peragaman (differensiasi), membantu individu memilih arah perkembangan yang tepat sesuai dengan potensi dan integrasi, membawa keragaman perkembangan ke arah tujuan yang sama sesuai dengan hakikat manusia untuk menjadi pribadi yang utuh (Sunaryo Kartadinata, 2011:57). Upaya bimbingan dan konseling dalam kegiatan merealisasikan fungsi-fungsi pendidikan, terarah kepada pembentukan individu untuk menginternalisasikan dan juga memperbarui sistem nilai ke dalam perilaku mandiri setiap individu.
Bimbingan merupakan salah satu upaya pendidikam yang diartikan sebagai proses bantuan kepada individu peserta didik dan juga pendidik untuk mencapai perkembangan diri secara optimal dalam navigasi hidupnya secara mandiri. Bantuan dalam arti pembimbing memfasilitasi konseli untuk mengembangkan dirinya sendiri sesuai fitrah dirinya masing-masing sehingga mereka bisa mengambil keputusan yang tepat atas dirinya sendiri dan juga dapat bertanggung jawab atas pilihannya itu. Kondisi perkembangan optimum adalah kondisi dinamis yang ditandai dengan kesiapan dan kemampuan individu untuk memperbaiki diri (self-improvement) agar individu tersebut menjadi pribadi yang berfungsi penuh (fully-function) di lingkungan sekitarnya (Sunaryo Kartadinata, 2011:57)
Pengertian dan Tujuan Layanan Bmbingan Konseling Pembelajaran di SD
Bimbingan konseling pembelajaran merupakan kegiatan bimbingan yang bertujuan agar peserta didik mampu mencapai keberhasilan dalam belajar secara optimal. Secara umum bimbingan dan konseling pembelajaran merupakan proses pendampingan eksklusif terhadap peserta didik dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi serta perbaikan proses belajarnya. Secara spesifik tujuan bimbingan pembelajaran di SD adalah mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik serta menumbuhkan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri individual ataupun kelompok.
Bidang-bidang Layanan Bimbngan dan Koneling di SD
Bidang Bimbingan Pribadi
Layanan ini membantu peserta didik mengenal, menemukan, dan mengembangkan pribadi diri sendiri. Orientasi bimbingan dan konseling pribadi tidak lain adalah mengembangkan nilai, sikap, dan perilaku yang mencerminkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur sebagai modal hidup bermasayarakat (James Julian dan Johan Alferd, 2008:23-28)
Bidang Bimbingan Sosial
Layanan ini membantu peserta didik agar dapat berhubungan dengan lingkungan sekitarnya atas dasar etika pergaulan sosial yang dilandasi oleh akhlak mulia, budi pekerti yang luhur, dan tanggung jawab sosial (Masduki dkk, 2003:85)
Bidang Bimbingan Belajar
Layanan ini membantu peserta didik untuk mengembangkan kebiasaan belajar yang lebih baik, dalam bentuk berkembangnya sikap belajar yang baik, mengembangkan keterampilan, serta bagaimana cara bersikap yang baik terhadap guru (Kartadinata dkk, 1999: 61)
Bidang Bimbingan Karier
Bimbingan karier secara mendasar seharusnya diberikan pada seluruh peserta didik dan terintegrasi sejak tahun-tahun pertama proses pendidikan peserta didik. Artinya bimbingan karir yang terintegrasi dengan kurikulum pelajaran secara berkesinambungan baik di ruang kelas maupun luar ruangan sejak ada di bangku sekolah dasar. (Ruff, 2001:94)
Orientasi Layanan Bimbingan Konseling Pembelajaran di SD
Orientasi dapat dipahami sebagai arah tujuan dan sebuah tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Orientasi bimbingan pembelajaran dibagi menjadi tiga aspek yaitu:
Keterampilan belajar
Keberhasilan proses belajar dan mengajar
Belajar dalam kesuksesan hidup
Pradigma atau Pendekatan Program Bimbingan dan Konseling di SD
Dalam melaksanakan program BK di sekolah terdapat berbagai macam paradigma atau pendekatan. Paradigma atau pendekatan ini merupakan pola pikir yang menjadi acuan ketika sekolah itu melaksanakan program BK. Ada empat pendekatan yakni: (1) pendekatan krisis, (2) pendekatan remedial, (3) pendekatan preventif dan (4) pendekatan perkembangan. Pendekatan krisis, pendekatan ini lazim juga disebut pendekatan klinis. Dalam pendekatan ini BK dilakukan untuk mengatasi krisis atau masalah serius. Ciri utama yang ada pada pendekatan ini ialah konselor menunggu kedatangan konseli menyampaikan masalahnya untuk dicarikan jalan keluar. Model demikian (konselor menunggu konseli) ini karena yang merasakan masalah serius atau tidak konseli. Cara demikian itu mirip seperti praktek dokter yang menangani pasien di tempat praktek. Pendekatan remidial, sesuai dengan namanya remidial berarti perbaikan, maka program BK dilakukan untuk menyelesaikan masalah dengan cara memperbaiki hal-hal yang menimbulkan masalah itu.
Upaya yang dilakukan ialah memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada, yang karena ada kelemahan itulah orang menjadi bermasalah. Misalnya siswa yang nilainya rendah, harus dicari kelemahan apakah yang ada. Cara belajarnya, waktu belajarnya, buku catatannya, motivasinya, lingkungan yang lemah. Jika telah diketahui maka aspek itulah yang harus diperbaiki. Pendekatan preventif, merupakan upaya bimbingan yang diarahkan untuk mencegah munculnya masalah pada peserta didik. Dalam melaksanakan pendekatan ini konselor harus memperhitungkan berbagai kemungkinan masalah yang bisa muncul dalam kehidupan peserta didik. Antisipasi demikian diperlukan karena program BK disusun atas dasar perkiraan masalah yang bisa muncul. Untuk bisa membuat antisipasi demikian maka diperlukan sekali pengalaman dan kecermatan konselor dalam memperhitungkan masalah apa yang biasa terjadi.
Pendekatan perkembangan, dalam pendekatan perkembangan arah program BK ditujukan untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik. Setiap peserta didik akan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu untuk mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi. Pada setiap periode perkembangan, setiap individu akan mengalami dinamika perkembangan yang bercirikan khusus berbeda dengan periode lainnya. Dinamika pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada masa remaja dipastikan berbeda dengan ketika mereka kanak-kanak, dan berbeda pula dinamikanya ketika ia dewasa nanti. Program BK memfasilitasi perkembangan itu melalui pemberian informasi, konsultasi, konseling, diskusi kelompok, penempatan dan penyaluran, bimbingan kelompok, serta kegiatan BK lainnya.
Teknik-teknik Bimbingan Konseling Pembelajaran di SD
Pelaksanaan bimbingan dan konseling pemelajaran di SD cenderung mengarah pada dua pendekatan, yaitu pendekatan bimbingan kelompok dan konseling kelompok.
Bimbingan kelompok merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan kepada peserta didik secara berkelompok, terdiri dari 20-35 orang.
Konseling kelompok merupakan salah satu aktivitas populer dalam layanan bimbingan dan konseling, terutama dalam kerangka dasar perbaikan konsep diri peserta didik dan menekankan pada upaya perbaiakan permasalahan belajar peserta didik.

SIMPULAN
Sekolah Dasar (SD) sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan menghasilkan perkembangan optimal pada setiap individu sesuai dengan kemampuan atau potensinya, minatnya serta nilai sebagai pandangan hidupnya (Nurihsan dan Sudianto: 2005, Prayitno dan Amti: 2001, Depdiknas: 2008). Perkembangan optimal meliputi semua aspek pribadinya yaitu aspek jasmani, intelektual, moral, sosial, serta aspek pribadi lainnya. Aspek kepribadian itu harus memperoleh kesempatan berkembang secara seimbang tanpa ada yang harus diabaikan.
Perilaku peserta didik tersebut yang telah dijelaskan di atas tentu  bukanlah perilaku penerus bangsa yang diharapkan, seperti yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003), yaitu: (1) beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Orientasi dapat dipahami sebagai arah tujuan dan sebuah tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Orientasi bimbingan pembelajaran dibagi menjadi tiga aspek yaitu:
1. Keterampilan belajar
2. Keberhasilan proses belajar dan mengajar
3. Belajar dalam kesuksesan hidup.

Dalam melaksanakan program BK di sekolah terdapat berbagai macam ikergm atau pendekatan. Paradigma atau pendekatan ini merupakan pola iker yang menjadi acuan ketika sekolah itu melaksanakan program BK. Ada empat pendekatan yakni: (1) pendekatan krisis, (2) pendekatan remedial, (3) pendekatan preventif dan (4) pendekatan perkembangan. Pendekatan krisis, pendekatan ini lazim juga disebut pendekatan klinis. Dalam pendekatan ini BK dilakukan untuk mengatasi krisis atau masalah serius.
Daftar Pustaka
Ahmad Nawawi. Pentingnya Pendidikan Nilai Moral bagi Generasi Penerus. Jurnal Kependidikan: Insania, Vo. 16 No. 2. 119-134.
Astuti, R. D. 2016. Pemahaman Guru Kelas terhadap Materi Layanan Bimbingan Pribadi Sosial untuk Siswa Terisolir. Jurnal Fokus Konseling, 5(31), 2968-2977.
Fathur Rahman. 2012 manajemen dan Pengembangan Program Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru.
Kamaludin. 2011. Bimbingan dan Konseling Sekolah. Jurnal Pendidikan, Volume 17 Nomor 4
Ramli dkk. 2017. Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Pendidikan
Sunaryo Kartadinata. 2011. Menguak Tabir Bimbingan dan Konseling sebagai Upaya Pedagogis. Bandung: UPI Press.
Sunaryo Kartadinata, Ahmad, Karnoto. 2003. Kubus Perkembangan: Suatu Model rekabangun Tugas Perkembangan Bagi Kepentingan Bimbingan dan Konseling. Jurnal Bimbingan dan Konseling Volume Vi,No 11 Mei 2013.UPI.
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Widada. 2013. Program bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar, 1(1), 65-75.
Widada, dkk. 1992. Mengenal Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Proyek OPF IKIP MALANG.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun