Mohon tunggu...
GM RIZKA ZANNAH RIA
GM RIZKA ZANNAH RIA Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

Mahasiswi IAIN JEMBER Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Hobi : traveling dan berenang Motto hidup: apapun yang terjadi tetap di syukuri :)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Penjelasan Filsafat Pendidikan Rekontuksionisme dan Pandangan Tokohnya

19 Mei 2020   07:02 Diperbarui: 19 Mei 2020   06:54 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Bismillahirrahmanirrahim

Artikel saya kali ini akan membahas Filsafat Pendidikan Rekontruksionisme dan Tokoh-tokoh pemikirannya.

Sudah tau apa yang di maksud dengan  Rekontruksionisme ??????
Mari kita simak penjelasannya...........

Rekontruksionisme berasal dari kata "recontruct" yang artinya mengatur kembali secara baik. Dalam pendidikan Rekontruksionisme ini merupakan aliran yang berusaha mengatur susunan kehidupan yang lama dengan memperbaiki ke susunan yang modern. 

Contohnya dengan berubahnya kurikulum di Indonesia yaitu KTSP yang pada waktu itu ada mata pelajaran TIK yang dianggap bahwa peserta didik belum banyak yang bisa memahami, namun dengan berkembangnya zaman di buatlah kurikulum 13 ini. Lalu mata pelajaran TIK ini tidak di cantumkan lagi dalam mata pelajaran karena menurut kementerian pendidikan peserta didik sudah banyak dan mampu menggunakan teknologi. Hal seperti inilah yang dimaksud memperbaiki susunan lama ke susunan yang modern.

Adapun tujuan pendidikan dari aliran rekonstrusionisme yaitu ingin menanamkan  kesadaran yang terdidik berkaitan dengan hal-hal  sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi oleh manusia dalam perbandingan global dan memberikan keterampilan kepada mereka agar memiliki kemampuan serta kesanggupan dalam menghadapi suatu persoalan.

Tokoh-Tokoh Pemikirannya :
1. Caroline Pratt
Ia berpendapat bahwa lembaga pendidikan dapat dinilai secara besar ketika menghasilkan manusia-manusia yang mampu berpikir secara panjang agar dapat mengubah dunia secara baik.
2. George Count (1889-1974)
Ia menginginkan lembaga pendidikan sebagai alat Rekontruksionisme masyarakat.
3. Paul Freire
Ia beranggapan bahwa pendidikan merupakan cara yang ampuh dalam memperbaiki model dalam teori ilmu pengetahuan, dan pendidikan ini merupakan proses perbuatan dalam memanusiakan manusia.

Semoga apa yang saya jelaskan ini semoga bermanfaat aamiin...........
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun