"Sabtu mau pergi ke festival, gak?", tanyanya.
Hah? Bukan tentang pekerjaan?
Sedetik aku tertegun, lalu menjawab, "Mau."
"Berangkat sendiri atau bareng temen?", tanyanya lagi.
"Kayaknya sendirian. Kenapa?"
"Bareng dong, perginya. Boleh gak?"
Tak perlu pikir panjang. Tentu saja, "Boleh.", aku menjawab tanpa jeda sedetik pun.
Kemudian, ia tersenyum lebar. Aku pun tersenyum, namun dalam hati.
Akhirnya, teman-teman, pintunya sudah tidak terkunci. Aku sudah bisa masuk ke pintu itu. Tentu aku tidak akan berharap banyak. Akan aku sesuaikan dengan kondisi sepulang dari festival nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H