"Tinggimu sudah sesuai. Kamu tahu tidak, banyak orang yang ingin punya tinggi sepertimu. Mereka bilang, orang dengan tinggi sepertimu sangat imut.", lanjut gadis dalam cermin. "Kamu pikir, teman-temanmu tidak ada yang menyayangimu dan menjauh darimu. Nyatanya, tidak. Teman-temanmu masih ada di sisimu, menyayangimu dengan sepenuh hati. Hanya saja, kamu tidak menyadari itu, kamu terlalu fokus pada kesedihanmu. Dan, kamu ingat, kalau kemarin kamu menonton video dari Negeri Ginseng tanpa terjemahan, dan kamu mengerti sebagian yang mereka bicarakan di video itu? Artinya, kamu sebenarnya bisa berbicara bahasa mereka! Belum terlalu lancar, tapi kamu akan fasih jika berlatih setiap hari."
Gadis dalam cermin itu benar. Ternyata, kebahagiaan yang selama ini aku berikan padanya, sudah aku miliki juga. Aku malah membiarkan kekuranganku menjadi belenggu yang menutupi pandanganku pada kebahagiaan itu.
Kini, gadis dalam cermin itu tersenyum. Aku mengerjap-ngerjap, terkejut melihat penampilannya kini sama persis sepertiku. Tidak lagi bertubuh tinggi seperti sebelumnya, sekarang ia adalah diriku tanpa tambahan apapun. "Kita harus sama-sama bahagia. Karena aku adalah kamu, dan kamu adalah aku."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H