Mohon tunggu...
RISKA FITRIA RAMDANI
RISKA FITRIA RAMDANI Mohon Tunggu... Sejarawan - Mahasiswa Ilmu Sejarah

Halo! Selamat Datang di laman Konten Sejarah! Literasi, Diskusi, Historiografi. Saya Riri, Mahasiswa Ilmu Sejarah yang tahun depan Akan lulus. Bismillah✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Orientasi Pendidikan Tinggi Hari Ini: Pendidikan Eksistensial ataukah Pendidikan Neoliberalis?

20 Mei 2022   23:25 Diperbarui: 20 Mei 2022   23:26 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebuah Opini Mengenai Pendidikan Hari Ini.

Eksistensialisme merupakan salah satu Aliran Filsafat yang secara Istilah Bahwasannya Manusia sadar terhadap Keberadaanya Sendiri, dan Manusia Bebas Melakukan, Bertindak, Menciptakan dan Memilih apapun secara Tanggung Jawab atas kesadarannya. Eksistensialisme menyakini bahwa Kebenaran ada pada Kebebasan Dirinya sebagai Manusia , Memaknai dirinya sendiri sebagai Manusia tanpa pengaruh apapun untuk hidup didunia dan Menolak untuk mengikuti Kepercayaan, Aliran ataupun Sistem. Jean Paul Sartre memaknai Eksistensialisme adanya esens manusia merupakan hasil dari Prilaku bebas pada manusia, dan Sartre juga mengatakan bahwa kebebasan pada manusia yang mutlak dan konsekuensi tanggung jawba. Dan Eksistensialisme Menyakini bahwa kebenaran bersifat Relatif yang berubah pada lain waktu. Mereka yang mengikuti Aliran Filsafat Eksistensialisme Mendorong dirinya sebagai manusia untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dirinya, salah satunya dalam Pendidikan.

Dalam Pendidikan baik skala nasional maupun Internasional instrument apapun pada akhirnya memang Bisa “ Membebaskan Manusia “ atau meningkatkan kualitas diri sebagai manusia, Pendidikan Sendiri Formal ataupun Non-Formal memang pada dasarnya Mengideologi atau Aparatur Ideologis dan juga Politis. Semangat Pendidikan yang dibawa Indonesia oleh Ki Hajar Dewantara ialah Pendidikan Eksistensial, bahwa Murid tidak didikte harus menjadi apa dan bagaimana,tetapi menentukan lewat kehendak dan kemauan menempa diri sebagai Manusia. Lalu apakah Pendidikan Hari ini masih eksistensialis ataukah malah Neoliberalis?

Neoliberalisme merupakan suatu system ekonomi yang orientasinya ialah pasar bebas dengan memperluas kekuasaannya melalui Privatisasi Sektor Publik , yang mana misalnya Pendidikan Tinggi. Neoliberalisme Pendidikan, memodifikasi Orientasi Pendidikan dan dimodifikasi untuk mencari keuntungan yang dimana Ilmu Pengetahuan dan Ijazah misalnya menjadi barang Komuditas. Pendidikan Tinggi di Perguruan Tinggi yang mana seharusnya menjadi Institusi Netral dijadikan Pabrik Reproduksi Buruh Modern. Misalnya secara sederhanakita liat Pendidikan hari ini sudah diarahkan bagaimana Pendidikan itu di definisikan untuk mencapai suatu pencapaian sosial tertentu, missal sekolah lulus dan bekerja. Kita hari ini di sekolah dididik untuk bekerja. Pertanyaan sederhana seperti Kamu kapan lulus ? mau jadi apa? Pandangan kerja dimana? pola berfikir seperti itu sudah masuk bagaimana logika neoliberal itu ada atau cara-cara logika neoliberal sudah secara alamiah di terima di masyarakat kita, dan memang mengenai kebijakan negara atau bagaimana negara Membuat kurikulum misalkanya , itu berbnding lurus dengan bagiaman masyarakat kita memandang Pendidikan hari ini yang pun saya kira itu bukan tanpa pengaruh Negara itu sendiri.

Perihal Kampus Merdeka misalnya Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Merdeka yang seperti apa? Kalau Kita amati yang katanya memerdekaan itu juga sering kali cukup secara procedural ya tidak merdeka banget , yang kita kenal dengan program magang sebanarnya diuntuk apa , apakah memang untuk Keahlian kita sebagai mahasiswa misalnya atau memang itu mmerupakan upaya -upaya untuk mendapatkan Buruh baru yang nantinya “ siap pakai “ atau buruh yang “tidak buruh” yang nantinya dapat dieksploitasi yang tidak di berikan upah yang lanyak yang hanya diberikan semacam ilusi ilusi bersertifikat misalnya  dsb. Tak jarang yang mengikuti Program ini orientasinya kemana? Jika orientasinya karena mendapat uang, tentu itu cara berfikir neoliberal. Mengenai kebijakan-kebijakan Neoliberal kalua diamati kembali saya kira ini tidak berangkat dari filosofi Pendidikan kita atau bagiamana bangsa ini melihat Pendidikan. Tapi lebih kepada Rekomendasi-rekomendasi Kebijakan Global atau internasional mengenai  Bagiaman Dunia ini melihat Pendidikan.

Kemudian mengenai PTN-BH mengutip dari Serikat Mahasiswa Progresif UI “ penyematan status PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri-Badan Hukum) dalam UU nomor 12 tahun 2002 hanyalah dalih otonomi kampus belaka alias berbeda dengan penerapannya. Pada Pasal 88 UU no 12 tahun 2002 tentang UKT tersebut, biaya kuliah sebenarnya dinaikkan sebesar 100 hingga 300 persen dari dana awal. Bahkan, undang-undang tersebut nyatanya didukung oleh Permendiknas nomor 55 tahun 2013 yang mengatur penerimaan UKT golongan satu dan dua masing-masing 5%. Ini berarti pemerintah hanya membantu sebesar 10% rakyat yang membutuhkan bantuan pendidikan, sedangkan 90% lainnya harus memikirkan sendiri nasib pendidikannya — walaupun seringkali yang ‘terlihat’ adalah penggaung-gaungan atas banyaknya berita-berita beasiswa.” Dan juga setelah disinggung di atas perihal kebijakan neoliberal, beberapa waktu yang lalu juga sempat berdiskusi dengan Teman-teman lain bahwasanya PTN-BH pada akhirnya itu berangkat dari Rekomendasi yang saya kira tidak halus tapi memang ada kesepakatan – kesepakatan yang memang mengharuskan bahwa Kebijakan Nasional Kita harus mem PTN BK kan semuanya. Misal dengan lahirnya paradigma baru Pendidikan karena memang adanya krisis ekonomi di beberapa dekade yang lalu , akhirnya memaksa Pendidikan itu semacam Komuditas . Hari ini kita akui atau tidak bahwa Pendidikan hari ini bukan lagi, Pendidikan Sebagaimana dirinya sebagai “ Pendidikan” tetapi lebih kepada bagian daripada pasar bebas . karena pada akhirnya di akui atau tidak Kita sudah tumbuh dengan logika pasar tersebut baik di dalam masyarakat ataupun di lembaga Pendidikan itu sendiri ,Bagaimana kita sering kali misalnya melihat didalam kelas-kelas ataupun forum yang diadakan oleh Pendidikan Formal jarang sekali untuk membuat kita memandang Pendidikan itu atau Pengetahuan secara general itu sebagai upaya untuk Mengembangkan itu atau bagaimana kita bisa menempatkan diri sebagai manusia dalam lanskap dunia ini atau dalam memandang bagaimana dunia ini tapi lebih pada diarahkan bahwa dunia itu seperti ini atau kita ini di cetak menjadi homo ekonomis, yang seakan akan kita sebagai manusia hanya beraktfitas secara ekonomi. Dan seakan-akan pada akhirnya hal-hal yang tidak berkaitan secara ekonomis secara pragmatis itu tidak dihargai

Dari beberapa diskusi, Mungkin dapat dilihat dengan adanya PTN BH ini Ketentuan bahwa Perguruan tinggi itu bisa menutup atau membuka semaunya Program-program studi yang itu misalnya tidak memberi keuntungan, meskipun dalihnya sudah tidak banyak peminatnya atau tidak relevan , yang mungkin memang dikondisikan seperti itu atau tidak relevan dalam hal apa Dan juga Bahwa logika Pendidikan kita masih masih saja soal link and match , mau bagaimana Pendidikan ini menyesuaikan dengan pasar , industry, Komersialisasi Pendidikan. Mengutip Ucapan dari Pak Jokowi yang mengatakan bahwa perguruan tinggi harus menciptakan Kurikulum berbasis Industri . seakan akan semua harus di industrialisasikan.

Sebuah Opini Orientasi Pendidikan Hari ini : Pendidikan Eksistensialis ataukah Neoliberalis?

REFERENSI 

Sidik, J.M. (2009). Neoliberalisme dan Perguruan Tinggi. Jakarta: ANTARANEWS.

Mohammad Ahyan Yusuf. “ Konseptualisasi Pendidikan dalam Pandangan Aliran Filsafat Eksistensialisme”. Jurnal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun