Saat ini, seluruh Negara didunia terserang wabah virus covid-19. Penyakit coronavirus baru (Covid-19) pertamakali terdeteksi di kota wuhan, Provinsi Hubei di Cina pada akhir 2019 tepatnya pada tanggal 31 Desember 2019 dan kemudian virus ini menyebar ke banyak Negara.
Pada 30 Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Kemudian, Pada 11 Februari 2020, World Health Organization memberi nama virus tersebut Severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV 2) dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus disease 2019 (Covid-19).
Covid19 merupakan masalah yang perlu diperhatikan, sebab virus ini sudah banyak memakan korban diberbagai Negara. Untuk itu, pengetahuan terkait karakteristik dan patogenesis virus tersebut perlu dibahas lebih lanjut. Agar masyarakat paham bagaimana perkembangan virus tersebut terjadi didalam tubuh, sehingga masyarakat lebih memperhatikan kondisi fisik dan menjaga pola hidupnya.
Dalam kajian Literatur yang dilakukan oleh Adityo Susilo, yang berjudul "Coronavirus Disease" menyebutkan bahwa Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160nm, virus ini utamanya menginfeksi hewan termasuk diantaranya adalah kelelawar dan unta. Coronavirus termasuk ke dalam genus betacoronavirus yang masuk ke dalam sub genus Sarbecovirus. Sekuens Sars-CoV-2 memiliki kemiripan dengan coronavirus yang di isolasi pada kelelawar, sehingga muncul hipotesis bahwa SARS-CoV-2 berasal dari kelelawar yang kemudian bermutasi dan menginfeksi manusia. Coronavirus adalah virus RNA untai positif untai tunggal yang tidak memiliki segmentasi yang dibagi menjadi subfamily dari coronavirus menurut karakteristik serotip dan generanya. Pada mulanya transmisi virus ini belum dapat ditentukan apakah dapat melalui antar manusia-manusia dan akhirnya dikonfirmasi oleh WHO bahwa transmisi pneumonia ini dapat menular dari manusia ke manusia. (Aditya,2020)
Selanjutnya, Zhou Wang didalam "A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control and Prevention" menyatakan bahwa struktur coronavirus membentuk struktur seperti kubus dengan Protein S yang terletak dipermukaan virus. Protein S merupakan struktur utama dalam penulisan gen hal ini berasal dari studi mengenai Sars-coV dan mers-coV. Coronavirus ini diselubungi seperti kapsul dan memiliki partikel bulat atau bulat panjang dengan ukuran diameter 50-200m. (Zhou Wang, 2020)
Coronavirus mengkode empat protein structural, tiga protein terkait membrane (S,M dan E) dan satu protein nukleopsida (N). Protein lonjakan (S) membentuk proyeksi yang menonjol dari selubung virus yang mana S merupakan glikolisis dan merupakan perlekatan dan protein fusi. Protein membrane (M) adalah protein paling banyak di virion, Protein M ini memiliki peran utama dalam mempromosikan kelengkungan membrane. Protein Amplop (E), yang mana protein ini berkumpul di membrane untuk membentuk saluran ion, sehingga E adalah viroporin.
Selanjutnya, Protein nukleokapsid (N) yang ditemukan dalam partikel ribonukleoprotein, protein ini membentuk homodimer dan homooligomer dan mengikat RNA genomic ,mengemasnya menjadi nukleokapsid fleksibel panjang.
Dari pemaparan-pemaparan diatas, menimbulkan pertanyaan "Apakah coronavirus ini dapat bemutasi?". Jawabannya adalah ya, corona merupakan jenis virus RNA yang mudah bermutasi dan mudah pula diinaktivasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan dr. Raden Ludhang Pradipta R, Biotech yang merupakan spesialis mikrobiologi klinik RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, yang mana beliau mengungkapkan bahwa "Coronavirus merupakan jenis virus RNA yang memiliki kekurangan yaitu mudah bermutasi dan kelebihannya mudah diinaktivasi, transmisinya melalui kontak dan droplet, mampu berada dilingkungan 1-3hari" beliau juga menyatakan bahwasanya "Virus corona memiliki kemampuan memperbanyak diri (replikasi) dan mutasi yang sangat tinggi"
Patogenesis Sars-CoV-2 masih belum banyak diketahui, tetapi diduga tidak jauh berbeda dengan Sars-CoV yang sudah banyak diketahui. Pada manusia, Sars-CoV-2 menginfeksi sel-sel pada saluran napas yang melapisi alveoli. Sars-CoV-2 akan berikatan dengan reseptor-reseptor dan membuat jalan masuk ke dalam sel. Glikoprotein yang terdapat pada envelope spike virus akan berikatan dengan reseptor seluler berupa ACE2 pada Sars-CoV-2. Di dalam sel, Sars-CoV-2 melakukan duplikasi materi genetic dan mensintesis protein-protein yang dibutuhkan, kemudian membentuk virion baru yang muncul dipermukaan sel.