Pada awal Maret lalu, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan adanya dua orang terduga Positif Covid-19 atau yang biasa dikenal dengan Virus Corona. Kian hari virus ini kian merebak sehingga pemerintah mengeluarkan Surat Edaran tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).Â
Dengan dikeluarkannya surat edaran tersebut maka terhitung sejak tanggal 23 Maret 2020 banyak sekolah, kampus, tempat ibadah bahkan para pekerja yang mengeluarkan kebijakan untuk bekerja atau belajar dari rumah. Perkuliahan online bukan hanya ditujukan untuk mata kuliah teori saja, namun juga untuk mata kuliah praktik sebisa mungkin tetap dilaksanakan secara online.
Pembelajaran biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan sikap dan nilai serta tanggung jawab kepada lingkungan. Salah satu syarat dalam pembelajaran biologi adalah kegiatan praktikum, oleh sebab itu kegiatan praktikum harus terlaksana dengan baik dan dengan kondisi laboratorium yang mewujudkan efektivitas pembelajaran biologi. (Afreni, 2014)
Lalu, apakah praktikum biologi ditengah pandemic ini berjalan dengan efektif?. Untuk menjawab hal tersebut, saya mewawancarai beberapa mahasiswa pendidikan biologi dari beberapa kampus. Berikut adalah tanggapan beberapa mahasiswa terkait praktikum yang dilaksanakan secara Online.
Pendapat pertama dari salah satu mahasiswi di salah satu Universitas Swasta di Labuhan Batu, yang bernama Rizki Rahayu Dalimunthe. Menurutnya "Praktikum biologi ditengah pandemi ini tidak berjalan efektif, yang mana mata kuliah praktikum diubah menjadi teori melalui aplikasi Google Meet, bahkan praktikum lapangan yang sudah direncanakan kini dibatalkan"
Selanjutnya, pendapat kedua dari salah satu Mahasiswi di salah satu Universitas Negeri di Sumatera Barat yang bernama Ria Fariska Utami, ia berpendapat bahwa "Praktikum biologi selama perkuliahan online tetap berlangsung, hanya saja kurang efektif dan yang lebih berperan dalam praktikum tersebut hanya Asisten Laboratorium saja, sebab harus menjelaskan dari awal mengenai alat dan bahan yang dibutuhkan, langkah kerja, hasil pengamatan, pembahasan hingga kesimpulan. Media yang digunakan dalam praktikum adalah WhatsApp dan untuk pengumpulan tugas dilakukan dengan menggunakan media Google Classroom. Selain itu apabila bahan praktikum yang akan digunakan oleh praktikan tidak ada didaerah tempat mereka tinggal akan menjadi kendala dalam proses praktikum, sehingga praktikana hanya dapat melihat bahan-bahan praktikum melalui foto yang diberikan oleh Asisten Laboratorium. Solusi yang diberikan oleh pihak kampus berupa jadwal praktikum yang dimundurin dan materi praktikumnya disaring kembali tergantung efektifitas kampus dan mahasiswa kedepannya"
Selanjutnya, pendapat ketiga dari seorang mahasiswi bernama Yulvi Annisa Ahla Siregar yang merupakan teman satu kampus dengan saya. Ia menyatakan "praktikum biologi yang dilakukan secara online ini kurang efektif, banyak materi praktikum yang kurang dipahami. Hal ini dikarenakan media praktikum yang digunakan hanya dengan menonton video YouTube yang berkaitan dengan materi praktikum. Ia juga berpendapat bahwa Alangkah lebih baik jika praktik dilakukan dirumah masing-masing dengan menggunakan alat dan bahan yang sederhana."
Mahasiswi lain yang merupakan teman satu kampus saya juga yang bernama Juliana Pane menyatakan bahwasanya "Pelaksanaan praktikum online selama pandemic ini terbilang cukup efektif, hal tersebut didukung karena dosen telah memberikan alternative berupa pemberian video kegiatan praktikum yang berada di YouTube. Namun yang menjadi kekurangan hanya soal pengalaman yang didapat ketika melihat video tidak sama ketika kita sendiri yang terlibat. Jadi, menurut saya solusi terhadap kekurangan tersebut yaitu dengan mengembangkan aplikasi berbasis digital bernama Virtual Lab, karena melalui virtual lab mahasiswa dapat merasakan seolah-olah sedang melaksanakan praktikum di laboratorium sebenarnya karena pengguna aplikasi tersebut menjalankan sendiri kegiatan praktikum yang sedang dilaksanakannya.Â
Sehingga, secara tidak langsung hal tersebut lebih memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa saat melakukan praktikun online daripada hanya sekedar melihat video praktikum orang lain yang berada di YouTube"
Dari keempat pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa merasa praktikum lebih mudah dan efektif jika dilakukan secara langsung atau tatap muka daripada dengan sistem pembelajaran atau perkuliahan daring hal ini dikarenakan adanya kendala-kendala yang dihadapi oleh mahasiswa, selain itu kurang pahamnya mahasiswa mengenai praktikum yang dilakukan.Â